Washington (ANTARA News) - Penipuan dana nasabah sebesar 50 miliar dolar AS (Rp550 triliun) yang dilakukan pialang Bernard Madoff adalah pukulan sangat memalukan bagi Securities and Exchange Commission atau SEC (Bapepam AS) dan menguatkan kembali keraguan publik terhadap kompetensi para pembuat peraturan di pasar modal AS.

Reuters mewartawakan, SEC tidak berdaya mengatasi skandal penipuan itu sampai kemudian anak-anak Bernard Madoff diseret pihak berwajib minggu lalu pada waktu yang sebenarnya tidak tepat bagi SEC maupun ketuanya Christopher Cox.

SEC sebelumnya dituduh kalangan DPR AS dan pakar-pakar pasar modal tertidur lelap manakala krisis kredit meledakkan Wall Street.

Masa depan lembaga ini sebagai badan regulator terpisah pun terancam setelah Washington (pemerintah AS) meneliti lebih dalam jalannya industri jasa keuangan di AS.

"Ini akan sangat memalukan SEC," kata profesor pads Fakultas Hukum Universitas Columbia, John Coffee, yang mengkritik keras kegagalan sistem regulasi dalam menangani bank-bank investasi yang bermasalah. "Tak heran Kongres enggan mengampuni mereka (bank-bank investasi itu)."

Bernard Madoff, mantan Kepala Bursa Saham Nasdaq, minggu lalu ditangkap dan dikenai tuduhan menjalankan skema penipuan besar-besar (lazim dikenal dengan skema Ponzi, dari Charles Ponzi, penggagas multilevel marketing) dengan memanfaatkan perusahaan konsultan investasi yang ia miliki.

Senin lalu, semakin banyak bank, pengelola dana investasi, yayasan dan orang kaya di AS yang terungkap telah menanamkan modal mereka dalam perusahaan yang dikendalikan Madoff.

Sebenarnya telah ada sejumlah peringatan terhadap bagaimana Madoff mengelola bisnis investasinya selama bertahun-tahun, diantaranya sebuah artikel di koran bisnis Barron's pada 2001 yang mempertanyakan bagaimana bisa Madoff menggandakan keuntungan dari tahun ke tahun.

Lalu, Jumat lalu Wall Street Journal melaporkan bahwa Harry Markopolos, bekerja pada perusahaan yang menjadi rival Madoff, telah meneliti strategi opsi saham dari Madoff dan menegaskan bahwa strategi itu akal-akalan saja.

Secara berkala dalam sembilan tahun terakhir, Markopolos mengirimkan kecurangan ini ke kantor SEC di New York dan Boston, sebut dokumen-dokumen yang dikirimkan Makopolos seperti dikutip Wall Street Journal.

"Saya yakin orang akan makin mengawasi mereka (SEC)," kata Carl Loewenson, pengacara pada Frima Hukum Morrison & Foerster cabang New York, yang mengingatkan publik untuk tidak cepat menuduh SEC.

Carl mengatakan SEC mungkin tidak sepenuhnya bersalah karena tidak segera mengendalikan prilaku Madoff meskipun sejumlah publikasi telah mempertanyakan bagaimana keuntungan investasi (model Madoff) didapatkan.

Jika Madoff mampu menipu lembaga-lembaga pengelola dana (hedge fund), institusi-institusi keuangan dan orang-orang (kaya), maka dia sangat mungkin mengakali juga pihak berwenang (SEC).

Seorang juru bicara SEC menolak mengomentari kritik tersebut atau memberikan keterangan mengenai aktivitas-aktivitas yang dilakukan Madoff.

Ketua Komisi Jasa Keuangan Kongres Barney Frank kemungkinan akan memerifikasi bagaimana SEC menangani skandal penipuan dana publik ini, sekaligus menyelidiki kemungkinan tindak pidana dalam kasus ini.

Juru bicara Frank, Steven Adamske, mengungkapkan dia tidak akan berkomentar apapun sepanjang penyelidikan kriminal belum membuahkan hasil, namun menyatakan komisi tidak akan mengabaikan kasus itu.

"Pada saatnya nanti kami akan melihat apa yang telah dilakukan SEC dan bekerjasama dengan mereka guna melihat apakah ada kebijakan mereka yang salah. Jika ada maka tentu akan ada tindakan yang pantas untuk itu, namun jika tidak ada apa-apa kami akan mengabaikannya," kata Adamske.

Frank, seorang Demokrat dari Massachusetts, adalah anggota DPR kunci yang bisa membantu menentukan bagaimana regulasi industri jasa keuangan diteliti secara saksama, berdasarkan kegagalan sistem regulasi perbankan dan pasar modal dalam mengelola risiko (bisnis dan investasi).

Frank dan Christopher Dodd yang mengetuai Komisi Perbankan Senat, kemungkinan akan memimpin reformasi sistem keuangan Amerika Serikat melalui Kongres.

Christopher Dodd prihatin bahwa semua pihak yang terperangkan dalam skema Ponzi itu sengaja diperdaya dan mengkhawatirkan kecurangan luar biasa besar itu tidak terendus (oleh SEC), kata juru bicara Christopher Dodd, Kate Szostak.

"Senator Dodd berusaha mendapatkan lebih banyak informasi dari SEC perihal kasus ini dan telah menjamin bahwa para pialang dan penasehat investasi diatur dan diawasi secara efektif demi melindungi para investor dan nasabah," lanjut Kate.

September lalu, Inspektur Jendral SEC menyalahkan ketidakmampun SEC dalam meraba kekeliruan yang dilakukan Bank (KPR) Bear Stearns karena SEC gagal mengawasi bank itu dan mengingatkan batas risiko kredit mereka.

Bahkan saat tanda-tanda tidak beres kian kentara ketika Bear Stearns dijual ke JP Morgan Chase & Co Maret lalu, SEC gagal membatasi risiko perusahaan itu, termasuk kredit-kredit KPRnya, demikian Inspektur Jendral SEC.

Awal tahun ini, Departemen Keuangan menerbitkan serangkaian rekomendasi untuk mengefektifkan sistem regulasi industri dan sektor jasa keuangan yang membuat otoritas keuangan AS berhak mengawasi para pialang dan penyalur kredit KPR, demikian pula dengan transkasi swap (konversi) kredit gagal bayar (CDS, credit default swaps).

Depkeu juga merekomendasikan sebuah langkah bersama antara SEC dengan Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka, dan menggabungkan dua lembaga pengawas bank, yaitu Kantor Penyelia Efisiensi Perbankan (Office of Thrift Supervision) dan Kantor Pengawas Kredit Valuta (Office of the Comptroller of the Currency).

Sejumlah pakar tidak sepenuhnya menyalahkan SEC dan justru menyatakan Kongres mesti memberi wewenang dan kekuasaan yang lebih luas kepada SEC untuk mengatur beberapa lembaga pengelola investasi seperti para hedge funds.

"Kongres perlu menentukan apa yang mesti dilakukan di wilayah-wilayah abu-abu seperti hedge fund dan swap," kata John Allan James, asisten profesor kepengelolaan dan pengaturan usaha pada Fakultas Bisnis, Universitas Pace, New York.

Sementara itu, pengacara Madoff, Ira Sorkin, menolak mengomentari kasus yang dihadapi kliennya ini, dan hanya mengungkapkan akan ada sidang Jumat nanti mempertemukan SEC dengan kliennya di Pengadilan Tinggi New York. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008