Pembangunan proyek itu (depo minyak di Batam) sangat prioritas, karena itu masuk investasi mangkrak
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan proyek pembangunan depo minyak di Batam menjadi prioritas untuk dipercepat mengingat proyek tersebut seharusnya berjalan sejak delapan tahun yang lalu.

"Pembangunan proyek itu (depo minyak di Batam) sangat prioritas, karena itu masuk investasi mangkrak," ujar Bahlil di Jakarta, Kamis.

Bahlil menegaskan untuk mempercepat pembangunan proyek tersebut, BKPM sudah meminta agar direksi Sinopec dapat segera memberikan penjelasan.

"Jadwal bertemu dengan Sinopec belum ditentukan. Kami minta paling lama sampai akhir bulan ini, karena ini proyek sangat strategis," ujar Bahlil.

Ia berharap Direksi Sinopec segera memberikan kepastian pembangunan kembali proyek depo minyak tersebut, sehingga pembangunan depo minyak dengan biaya senilai 841 juta dolar AS atau sekitar Rp11,77 triliun itu dapat menggairahkan ekonomi di Batam dan Kepulauan Riau.

Sebelumnya, Plt Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Isdianto sudah mengirim surat ke Presiden Joko Widodo untuk percepatan pembangunan depo minyak di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Proyek pembangunan depo minyak itu sudah tertunda sejak 2012.

Dalam suratnya kepada Presiden tertanggal 7 Januari 2020 Isdianto menyampaikan pembangunan depo minyak di kawasan Westpoint Maritime Industrial Park itu akan mendorong terciptanya lapangan kerja serta memberikan dampak positif bagi perekonomian di Provinsi Kepri, khususnya di Kota Batam.

Dalam suratnya ia menjelaskan, pihak perusahaan juga telah memperoleh izin-izin sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dan merupakan salah satu Kawasan langsung Investasi Konstruksi (KLIK) yang telah ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Isdianto berharap dengan percepatan pembangunan depo minyak di Batam dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Batam dan akan menarik investor global lainnya. Apalagi Batam adalah salah satu parameter investasi di Indonesia.

Realisasi pembangunan depo minyak milik investor seperti Sinopec dari China itu dinilai akan berdampak luas terhadap minat investor lainnya.

Baca juga: Gubernur Kepri surati Presiden Jokowi, minta realisasi depo minyak

Baca juga: Pemerintah tak intervensi perselisihan Sinopec di Batam

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020