Jakarta (ANTARA) - Seseorang dengan gangguan makan empat kali lebih mungkin mengalami kecanduan beraktivitas fisik yang bisa berujung masalah kesehatan mental, menurut sebuah studi dalam jurnal Eating and Weight Disorders - Studies on Anorexia, Bulimia and Obesity.

Gangguan makan didefinisikan sebagai kebiasaan makan abnormal yang secara negatif mempengaruhi kesehatan fisik atau mental seseorang.

Orang yang makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat juga bisa dikategorikan mengalami gangguan atau kelainan makan.

Untuk sampai pada temuan studi, para peneliti memeriksa data 2.140 orang dalam sembilan studi berbeda di Inggris, Amerika Serikat, Australia dan Italia.

Baca juga: Malas olahraga tingkatkan risiko gangguan mata

Baca juga: Ingin tidur lelap? Coba makan ini


Mereka menemukan, orang yang menunjukkan karakteristik kelainan makan 3,7 kali lebih mungkin menderita kecanduan beraktivitas fisik daripada orang yang tidak menunjukkan indikasi kelainan makan.

"Mereka yang memiliki kelainan makan lebih cenderung menunjukkan kepribadian yang adiktif dan perilaku obsesif-kompulsif," kata Mike Trott dari Anglia Ruskin University (ARU) di Inggris.

Para peneliti mencatat pentingnya memoderasi perilaku dan tidak menjadi korban 'diet ketat' atau apa pun yang sepenuhnya menghilangkan makanan tertentu, karena ini dapat dengan mudah menyebabkan gangguan makan.

"Studi kami menunjukkan, tanda gangguan makan secara signifikan meningkatkan kemungkinan hubungan yang tidak sehat dengan olahraga, dan ini dapat memiliki konsekuensi negatif, termasuk masalah kesehatan mental dan cedera," ujar Trott seperti dilansir Indian Express.

Baca juga: Benarkah makan diselingi minum tidak bagus untuk pencernaan?

Baca juga: Pola makan memengaruhi gangguan tidur

Baca juga: Zayn Malik alami gangguan makan saat masih di One Direction

 

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020