Mataram (ANTARA) - Dinas Koperasi Perindustrian dan UKM Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengatakan, sebagai salah satu dampak dari gempa bumi 2018, sekitar 10-20 persen, pengrajin mutiara dan emas di kota ini terindikasi beralih profesi.

"Untuk data pastinya, sekarang kami masih melakukan validasi di lapangan terutama di Sekarbela yang menjadi sentra kerajian mutiara dan emas," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan UKM Kota Mataram, Yance Hendradira di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, indikasi pengrajin mutiara dan emas di Sekarbela beralih profesi itu terlihat dari kegiatan validasi data jumlah pengrajin di kawasan Sekarbela, hal itu seiring dengan akan dilakukan revitalisasi MCC (Mataram Craf Center) di Sekarbela.

"Dari pendataan yang kami lakukan, para pengrajin ini beralih profesi ke jenis pekerjaan yang lebih praktis, seperti menjadi ojek 'online' dan buruh," katanya.

Terkait dengan itu, untuk menjaga keberadaan pengjarin mutiara dan emas yang menjadi salah satu produk unggulan di Kota Mataram, pihaknya akan menggiatkan kembali aktivitas di MCC agar keahlian mereka tentang seni mutiara dan emas bisa kembali membaik.

"MCC ini menjadi salah satu solusi, untuk menjaga kondisi pasar tetap membaik," katanya.

Dikatakan, secara umum pascagempa bumi 2018, kondisi industri kecil menengah (IKM) di Kota Mataram mulai bergerak, tetapi secara khusus para pengrajin produk unggulan Mataram beralih profesi.

"Akibat gempa bumi, kunjungan wisatawan turun sehingga pengjarin pun sulit untuk pulih kembali," katanya.

Harapannya, dengan akan dilakukan revitalisasi MCC yang akan ditata sedemikian rupa sebagai pusat edukasi kerajinan mutiara dan emas serta pusat pariwisata, pemerintah kota bisa kembali merangkul pengrajin yang sudah beralih profesi agar tetap melakoni pekerjaan mereka.

"Jika kita tidak segera memfasilitasi mereka, ke depan dikhawatirkan para pengrajin produk unggulan kita akan punah secara bertahap," ujarnya.

Sementara, lanjut Yance, kondisi IKM untuk olahan pangan, kondisinya pascagempa bumi terus berkembang baik karena lebih menjanjikan dibandingkan pengusaha emas mutiara yang sangat tergantung dari kunjungan wisatawan.

Ditambahkannya, jumlah usaha kecil menengah (UKM) di Kota Mataram tercatat sekitar 40 ribu, sedangkan IKM sekitar 4.000, yang tersebar dienam kecamatan se-Kota Mataram.


 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020