New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street berbalik arah memangkas kerugian sebelumnya menjadi ditutup lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena pasar rebound tajam menjelang akhir perdagangan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Virus Corona China sebagai darurat global.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 124,99 poin atau 0,43 persen, menjadi berakhir di 28.859,44 poin. Indeks S&P 500 bertambah 10,26 poin atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 3.283,66 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 23,77 poin atau 0,26 persen, menjadi 9.298,93 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dengan keuangan dan konsumen menguat lebih dari satu persen, memimpin kenaikan sektoral. Sementara layanan komunikasi menurun 0,79 persen, merupakan sektor dengan kinerja terburuk.

Tiga indeks utama telah diperdagangkan di wilayah negatif untuk sebagian besar sesi, dengan indeks 30-saham utama jatuh sekitar 244 poin di posisi terendah.

Sentimen pasar terangkat setelah WHO mengumumkan wabah Virus Corona baru sebagai darurat kesehatan global dan menyatakan kepercayaan terhadap tanggapan China, para ahli mencatat.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Kamis (30/1/2020) bahwa wabah Virus Corona baru telah menjadi Emergency Health International of International Concern (PHEIC).

Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan tertutup Komite Darurat, ia menekankan bahwa WHO tidak menyukai atau bahkan menentang pemberlakuan pembatasan perjalanan atau perdagangan ke China.

Wall Street juga mencerna banyak laporan laba perusahaan dan data ekonomi utama. Pembuat kendaraan listrik terbaik AS, Tesla, menghasilkan laba kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan, mengirim saham naik lebih dari 10 persen.

Saham Facebook merosot 6,14 persen setelah perusahaan media sosial memperingatkan perlambatan pertumbuhan dan melaporkan lonjakan biaya kuartalan, meskipun melaporkan hasil kuartalan yang menunjukkan kenaikan tajam.

Di sisi data, pertumbuhan ekonomi AS melambat menjadi 2,3 persen pada 2019 dan memiliki tingkat tahunan 2,1 persen pada kuartal keempat dalam perkiraan "awal", Departemen Perdagangan AS melaporkan Kamis (30/1/2020).

Perlambatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil pada 2019, dibandingkan dengan 2,9 persen pada 2018, terutama mencerminkan perlambatan investasi tetap perusahaan dan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) serta penurunan ekspor.

Sementara itu, dalam pekan yang berakhir 25 Januari, klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, berdiri di 216.000, berkurang 7.000 dari tingkat revisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis (30/1/2020). Level minggu sebelumnya direvisi naik 12.000 dari 211.000 menjadi 223.000.

Baca juga: Harga emas melonjak 13,20 dolar, ditopang jatuhnya saham-saham di AS

Baca juga: Dolar jatuh, dipicu data suram.ekonomi AS

Baca juga: Minyak jatuh ke terendah baru, dipicu khawatir sebaran Virus Corona

Baca juga: IHSG Kamis sore ditutup jatuh, seiring terkoreksinya bursa global

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020