Tangerang (ANTARA) - Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku terdorong untuk membenahi Kota Serang sebagai ibu kota Provinsi Banten agar menjadi kota yang rapih dan beridentitas dengan melihat potensi-potensi yang ada di dalamnya.

"Mari kita wujudkan Kota Serang yang ramah untuk para penghuninya dan lingkungan," kata Gubernur Banten Wahidin Halim saat ekspose Hasil Kajian Identifikasi Potensi Wilayah Kerja Pembangunan II Dalam Mendukung Ibu Kota Provinsi oleh Tim ITB di Tangerang, Jumat.

Ekspose hasil kajian juga dihadiri oleh Wali Kota Serang Syafrudin, Sekretaris Daerah Provinsi Banten Al Muktabar, para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Banten, dan pimpinan OPD Kota Serang.

"Saya sebagai Gubernur malu kalau ada pengunjung ke Kota Serang bilang Kota Serang sebagai ibu kota provinsi kalah sama ibu kota Provinsi Papua," kata dia.

Menurut Wahidin, Kota Serang memiliki basis pengembangan di Kawasan Kesultanan Banten yang menunjang Kota Serang ke arah menjadi Kota Metropolitan. Keberadaan Pelabuhan Karangantu menjadikan Kawasan Kesultanan Banten sebagai kawasan heterogen. Mempertemukan pedagang dari berbagai negeri dan bangsa yang membawa barang, ilmu pengetahuan, hingga agama.

"Serang sebenarnya sebagai kota yang dipaksakan. Karena sejak kesultanan terakhir, diisi oleh Belanda. Ada simbol kekuasaan berupa alun-alun dan pendopo. Karena kalau penguasa yang dulu itu ada alun-alun, masjid, dan pendopo," kata dia.

Wahidin mengatakan, Kota Serang perlu memiliki 'branding', apakah sebagai kota lama, kota budaya, kota pendidikan, kota pemerintahan, kota industri, kota perdagangan, dan sebagainya. Setelah dipilih atau ditetapkan harus ada simbolisasinya.

Untuk menuju Kota Serang sebagai kota metropolitan, kata dia, Kota Serang harus membenahi jalan protokol, menetapkan jalan alternatif, dan jalan tersiernya. Dengan membangun banyak jalan, Gubernur optimistis pendapatan Kota Serang pada empat hingga lima tahun mendatang bakal meningkat pesat.

Gubernur Banten juga menyarankan Bappeda Pemprov Banten dan Kota Serang untuk intensif membahas rencana tata Kota Serang menuju kota metropolitan. Bahkan sarankan kedua tim untuk studi banding seperti ke Kota Tangerang, Kota Surabaya, bahkan ke luar negeri serta mengikuti pendidikan singkat tata kota yang rutin digelar oleh perguruan tinggi.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Banten juga mengungkapkan rencana untuk memperlebar jalan di pinggir pantai utara dari perbatasan dengan DKI Jakarta hingga Kawasan Kesultanan Banten yang didukung oleh Wapres KH Ma'ruf Amin. Selanjutnya dari Kawasan Kesultanan Banten menuju Gedung Negara (Pendopo Lama Gubernur) Provinsi Banten lanjut menuju Caringin, Labuan, Kabupaten Pandeglang.

Selain itu, Wahidin juga berharap Kota Serang mempersiapkan penataan di daerah yang bakal menjadi akses pintu tol Serang - Panimbang. Kota Serang diharapkan mampu mengembangkan identitas dengan oleh-oleh khasnya seperti rabeg, sop ikan, sate bandeng, pecak bandeng, durian, kopi, dan sebagainya. Pemprov Banten jiga siap untuk turut membantu Kota Serang membenahi pasar-pasar tradisionalnya.

"Di Banten sangat banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan. Banten tidak boleh kalah dengan daerah yang lain. Potensi Banten bisa bersaing," katanya.

Gubernur Banten juga meminta kepada Walikota Serang untuk mengelola sampah agar lebih bersih, menata para pedagang kaki lima yang menyerobot pedestrian, hingga penataan transportasi atau angkot. Sementara itu, Tim ITB menyarankan untuk membuat poros segitiga Pakupatan - KP3B - Sindang Heula, sebagai proyek percontohan rencana tata Kota Serang sebagai kota metropolitan. 

Baca juga: Ini cara unik Wakil Wali Kota Serang membentuk pola kerja

Baca juga: DPRD Banten minta pemprov bangun Jalan Lingkar Utara di Kota Serang

Baca juga: Angka kekerasan seksual terhadap anak di Kota Serang meningkat

Pewarta: Mulyana
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020