Dampak baik yang ditimbulkan pada pengaplikasian pupuk atau pestisida sesuai kebutuhan akan menjaga kesehatan dan kelestarian tanah
Bogor (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III tengah mengembangkan teknologi pertanian presisi atau precision agriculture, yakni ketepatan perhitungan teknik penanaman dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) University dan PT Riset Perkebunan Nusantara.

"Penerapan Precision Agriculture ini merupakan revolusi 4.0 pada bidang perkebunan, bertujuan mengoptimalisasi kualitas dan saving cost pada kegiatan perkebunan," ujar Corporate Secretary Holding PTPN III, Irwan Perangin-Angin saat dihubungi ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Ia menerangkan, pertanian presisi merupakan metode maksimalisasi penggunaan input tanaman berupa pestisida dan pupuk sesuai kebutuhan, sehingga tidak ada berdampak kelebihan dosis dalam mengaplikasikannya.

"Dampak baik yang ditimbulkan pada pengaplikasian pupuk atau pestisida sesuai kebutuhan akan menjaga kesehatan dan kelestarian tanah," katanya.

Mekanisme pertanian presisi yaitu menggabungkan antara platform berbasis Internet of Things (IoT) dengan alat dan mesin pertanian (alsintan). Dengan kata lain, alsintan diperbarui atau di-upgrade dengan dikendalikan teknologi.

Irwan mengatakan, kerja samanya dengan institut dan lembaga riset akan menghasilkan kajian optimal untuk terus berinovasi. Ia berharap berbagai inovasi yang dilahirkan dapat menunjang kegiatan bisnis dan produktivitas kerja seluruh PTPN Grup ke depannya.

"Sebaran lahan perkebunan di 18 provinsi dengan beragam komoditas yang dihasilkan, baik kelapa sawit, karet, tebu, dan teh, serta kepemilikan lahan seluas 1,2 juta hektare, PTPN memiliki potensi besar untuk mengembangkan teknologi pertanian presisi ini," kata Irwan.

Menurut dia, kerja sama yang dituangkan dalam nota kesepahaman itu mencakup penelitian, pengembangan dan pemanfaatan bersama fasilitas pertanian presisi.

Penandatangan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Direktur Produksi dan Pengembangan PT Perkebunan Nusantara III, Mahmudi, SP., M.Si dengan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi IPB, Prof. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc, F.Trop, IPU, dan Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara, Iman Yani Harahap di Aula Andi Hakim Nasution IPB University, Bogor pada Rabu (29/1).

Baca juga: KTNA: Pertanian presisi untuk sejahterakan petani

Baca juga: Unej luncurkan teknologi "handheld-drone" dukung pertanian presisi

 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020