Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Bravo Lima akan bekerja sama menciptakan suasana perdamaian agar masyarakat bangsa ini tidak terpecah belah dan tetap solid serta mencegah radikalisme.

Deputi I bidang Pencegahan,Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis dalam siaran pers yang diterima Antara menyampaikan BNPT saat ini mempunyai Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang ada di 32 provinsi.

Baca juga: Kepala BNPT: Perguruan tinggi rentan terpapar radikalisme

"Sementara mereka (Bravo Lima) ini mempunyai cabang yang ada di 34 provinsi. Ini tadi sesuai dengan pembicaraan saya dengan Ketua Panitia ini akan kita sinkronkan untuk sama-sama bekerja di daerah. Yang pasti ini akan secepatnya kita lakukan," ucap mantan Komandan Satuan Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk Bais) TNI tersebut.

Hendri menjadi pembicara terkait Pencegahan Bahaya Radikal Terorisme pada acara Deklarasi Kebangsaan Pejuang Bravo Lima. Deklarasi yang diselingi ceramah yang mengambil tema “Mengurai Akar Persoalan dan Telaah Strategi tangkal Radikalisme dan Intoleransi di Indonesia digelar di Jakarta, Jumat malam.

Dalam kesempatan tersebut mantan Komandan Korem (Danrem) 173/Praja Vira Braja, Kodam XVII/Cenderawasih menyampaikan langkah-langkah yang telah dilakukan BNPT selama ini dalam penanggulangan terorisme di Tanah Air termasuk upaya pencegahan masuknya paham-paham radikal terorisme tersebut di masyarakat.

Baca juga: BNPT: Kikis benih radikalisme dengan tingkatkan wawasan kebangsaan

Sementara itu dalam acara itu, Ketua Umum Bravo Lima, Jenderal (Purn) Fachrul Razi menjelaskan pihaknya sengaja mengundang BNPT untuk berbicara di depan pengurus dan anggota Bravo Lima dengan tujuan ingin membekali para anggotanya terkait masalah radikalisme terorisme yang harus diwaspadai bersama. Hal ini dikarenakan pihaknya ingin membantu pemerintahan Joko Widodo -Ma’ruf Amin utamanya terkait masalah terorisme.

"Karena kita (Bravo Lima) ini ada di seluruh Indonesia. Kita juga ada di luar negeri juga. Ada di Malaysia, di Timur Tengah supaya mereka memahami sekali apa itu radikalisme dan ancaman ancaman terorisme itu. Mereka bisa membantu karena mereka ini menyebar banyak untuk membantu pemerintahan dalam mengatasi radikalisme ini,” kata Jenderal (Purn) Fachrul Razi yang juga Menteri Agama RI itu.

Pria yang juga mantan Wakil Panglima TNI ini pun juga menekankan kepada seluruh anggota Bravo Lima untuk ikut bersama-sama mencegah penyebaran paham radikal terorisme ini agar tidak semakin menyebar di masyarakat.

"Pertama tentu supaya mereka jangan terlibat di sana, Kedua mereka paham dan bisa ikut menangkal munculnya terorisme itu. Dan kalau ada benih-benih yang muncul kan dia bisa melaporkan kepada aparat keamanan,” kata alumni Akmil tahun 1970 itu.

Baca juga: Guru Besar: Intensifkan kontra-radikalisme sejak pendidikan dasar

Seperti diketahui, sebelum menjadi Ormas, Bravo Lima ini adalah tim relawan pendukung pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin saat Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu. Komunitas ini dibentuk oleh beberapa purnawirawan Jenderal TNI yang ingin tetap bisa mendukung kerja Presiden Jokowi pada periode kedua.

Bravo Lima ini sendiri juga sempat dibekukan pada tahun 2014 lalu setelah berhasil mengantarkan Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan Pilpres. Namun, menjelang Pilpres 2019, tim relawan ini dihidupkan lagi dengan dipimpin oleh Jenderal (Purn) Fachrul Razi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI.

Baca juga: Trend radikalisme dan intoleransi cenderung meningkat di Indonesia

Baca juga: BNPT: Upacara 17-an akan digalakkan untuk atasi radikalisme


Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020