Jika kapal dinyatakan 'clear and clean' maka Pelindo III baru akan mengirimkan kapal pandu sehingga kapal tersebut bisa sandar dan melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia III bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) melakukan pemeriksaan terhadap kapal internasional, khususnya dari China sebelum masuk Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), sebagai antisipasi masuknya virus corona ke Indonesia melalui pelabuhan.

"Pemeriksaan kami lakukan sebelum kapal masuk ke APBS. Tepatnya antara buoy 2 dan buoy 3, kapal akan dihentikan, selanjutnya petugas KKP naik kapal untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan. Pemeriksaan ini khusus dilakukan pada kapal internasional yang langsung ke Surabaya," kata VP Corporate Communication PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), Wilis Aji Wiranata di Surabaya, Minggu.

Ia mengatakan pemeriksaan ini dilakukan setelah koordinasi dengan pihak KKP untuk melakukan tindakan antisipasi.

Baca juga: Kemenhub terapkan skenario antisipasi penyebaran virus corona


"Untuk kapal internasional yang berangkat dari negara endemik, sebelum masuk pelabuhan akan dilakukan pengecekan oleh pihak KKP," katanya.

Sementara itu data Pelindo III menunjukkan jumlah kapal petikemas dan curah kering yang datang langsung dari China ke Surabaya rata-rata mencapai 26 unit hingga 36 unit per bulan.

Pada Desember 2019, ada sekitar 36 unit kapal. Sementara pada Januari 2020 jumlahnya sedikit menurun di angka 26 unit.

Adapun kapal internasional yang telah terlebih dulu sandar di pelabuhan lain di Indonesia, seperti di Pelabuhan Tanjung Priok, dianggap telah bersih.

"Jika kapal dinyatakan clear and clean, maka Pelindo III baru akan mengirimkan kapal pandu sehingga kapal tersebut bisa sandar dan melakukan bongkar-muat di Pelabuhan Tanjung Perak," katanya.

Baca juga: Pesawat pembawa WNI dari Wuhan tiba di Natuna


KKP juga telah meletakkan satu unit alat deteksi suhu tubuh di Gapura Surya Nusantara (GSN) untuk pengecekan kepada seluruh penumpang kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak.

Jika ternyata ada awak kapal atau penumpang kapal yang terindikasi terpapar virus corona, akan ada beberapa opsi yang akan dilakukan. Pertama, pengidap langsung dirawat di Rumah Sakit Rujukan, kedua dideportasi dan ketiga kapal ditolak sandar.

"Untuk keputusan, kami mengikuti keputusan pihak KKP. Hal ini telah kami sosialisasikan kepada agen pelayaran," tegas Wilis.

Sebagai langkah antisipatif, Pelindo III telah menyiapkan Rumah Sakit PHC Surabaya sebagai tempat pemeriksaan awal bagi awak kapal maupun penumpang kapal yang terindikasi terpapar virus corona.

"PHC sudah menyiapkan satu ruangan isolasi khusus yang akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan awal. Selanjutnya pasien akan dirujuk ke sejumlah rumah sakit yang telah ditunjuk," katanya.

Adapun rumah sakit yang ditunjuk adalah RSU Dr Soetomo Surabaya, RSU Dr Saiful Anwar Malang, RSU Dr Soebandi Jember, RS Dr Koesma Tuban, RS Dr S Djatikoesoemo Bojonegoro, RS Pare Kediri, RD Blambnagan Banyuwangi dan RS Soedono Madiun.

Baca juga: Wisman China dominasi pengunjung Tanah Lot meski merebak virus corona



 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020