Lebak (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan negara Indonesia dibangun berdasarkan kesepakatan karena rakyatnya memiliki perbedaan agama, suku, budaya, dan bahasa.

"Perbedaan itu hingga kini kehidupan bangsa Indonesia cukup toleransi, harmonisasi, aman, dan nyaman," kata Mahfud MD saat Silaturahmi dan Halakah Kiai Muda se-Provinsi Banten di Ponpes Cidahu Pandeglang, Minggu.

Para pejuang bangsa itu setelah merdeka Indonesia terbagi dua kelompok, yakni kelompok Islam atau Daarul Islam dan kelompok nasionalis terbuka.

"Para pendiri bangsa yang nasionalis juga beragama Islam," katanya.

Oleh karena itu, para pendiri bangsa di antaranya ulama besar, seperti K.H. Agus Salim, K.H. Wahid Hasyim, dan K.H. Kahar Muzakkar sepakat negara Indonesia dibangun berdasarkan kesepakatan karena adanya perbedaan itu.

Baca juga: Mahfud MD : Umat Islam wajib menjaga keutuhan NKRI

Perbedaan itu, kata dia, menjadikan kekuatan untuk bersatu membangun negara nasionalis yang terbuka.

Dengan demikian, kelompok nasionalis itu,termasuk Soekarno dan Bung Hatta, menjadikan Indonesia sebagai Daarul Salam atau negara penuh kedamaian dengan dibangun berdasarkan kesepakatan.

Masyarakat Indonesia memiliki perbedaan agama ada Islam, Katolik, Kristen, dan lainnya.

Kehadiran negara tentu harus melindungi semua keyakinanya rakyatnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

"Semua agama itu dilindungi oleh Negara," kata Mahfud MD.

Menurut dia, negara Indonesia memiliki aturan-aturan hukum yang inklusif dan dibangun berdasarkan kesepakatan karena adanya perbedaan agama, suku, budaya, dan bahasa.

Negara berdasarkan kesepakatan juga dialami zaman Nabi Muhammad saw. dengan Piagam Madinah sehingga memberikan perlindungan bagi agama lain.

Saat ini, kata dia, perbedaan agama di Madinah terdapat 70 agama juga suku dan kehidupan mereka terlindungi.

Baca juga: Mahfud: Haram mendirikan negara seperti zaman nabi

Baca juga: Menkopolhukam segera sambangi Malaysia bahas Abu Sayyaf


Bahkan, istrinya, Siti Aisyah, diutus Nabi Muhammad untuk menyampaikan kepada warga Nasrani agar tidak ketakutan terhadap negara Islam.

Ajaran Islam sangat mencintai kedamaian juga melindungi semua golongan, toleransi, dan menghormati perbedaan.

Kehadiran negara Islam juga tidak mengajak kepada mereka Yahudi, Majasi untuk menganut agama Islam.

"Nabi Muhammad diutus ke muka bumi itu untuk membawa agama yang lurus dan menyejukkan juga toleran terhadap perbedaan," katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur Suryana
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020