IHSG dibuka melemah 19,08 poin atau 0,32 persen ke posisi 5.920,97
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka melemah yang masih dibayangi kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona.

IHSG dibuka melemah 19,08 poin atau 0,32 persen ke posisi 5.920,97. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 5,58 poin atau 0,58 persen menjadi 956,39.

"Setidaknya data dari dalam negeri pekan ini hanya sekedar penahan atas koreksi IHSG agar tidak jatuh lebih dalam, karena satu sisi kuatnya sentimen dari eksternal akibat virus corona yang telah dinyatakan darurat kesehatan global masih menjadi tekanan pasar," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Senin.

Baca juga: IHSG akhir pekan lanjutkan koreksi masih dipicu virus corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status keadaan darurat global wabah virus corona, yang membuat sejumlah pihak khawatir perekonomian China akan terdampak.

Larangan bepergian ke sana juga sudah diterapkan oleh sejumlah negara. Amerika Serikat dan Inggris telah memberikan peringatan secara resmi meminta warganya untuk tidak bepergian ke China. Hong Kong bahkan memutus hubungan transportasi dengan China daratan.

Dari Amerika Serikat, saham Wall Street ditutup melemah tajam 1,5 persen pada perdagangan Jumat lalu, imbas penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan.

Epidemi virus corona yang telah menewaskan ratusan orang di China dan telah dinyatakan darurat kesehatan global. Selain itu, koreksi juga dipicu lesunya data ekonomi AS dan laporan laba emiten yang bervariasi.

Bursa saham regional Asia Senin pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 212,2 poin atau 0,91 persen ke 22.993, indeks Hang Seng menguat 118,2 poin atau 0,45 persen ke 26.430,8, dan indeks Straits Times melemah 21,12 poin atau 0,67 persen ke 3.132,61.

Baca juga: Bursa saham Hong Kong dibuka 0,47 persen lebih rendah
Baca juga: Saham China dibuka anjlok setelah libur panjang Imlek

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020