destinasi wisata yang menarik di Kota Yogyakarta selain Malioboro adalah kawasan cagar budaya Kotagede dan berbagai tempat di bagian selatan Kota Yogyakarta.
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta akan kembali menggelar promosi wisata, Jogjavaganza untuk tahun ketiga sekaligus menjadi ajang memperkenalkan destinasi wisata lain yang menarik disinggahi dan dijelajahi.

“Selama ini, paket wisata yang ditawarkan biro perjalanan selalu tidak terlepas dari kawasan Malioboro dan sekitarnya. Padahal, ada banyak tempat wisata unik di Yogyakarta yang juga menarik untuk dijelajahi,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yetty Martanti di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, destinasi wisata yang menarik di Kota Yogyakarta selain Malioboro adalah kawasan cagar budaya Kotagede dan berbagai tempat di bagian selatan Kota Yogyakarta.

Kotagede, lanjut Yetty, menawarkan keindahan budaya yang masih cukup terjaga seperti suasana kawasan yang masih dipenuhi oleh rumah-rumah dengan gaya arsitektur kuno yang khas.

“Potensi wisata di Kotagede yang sangat luar biasa ini belum banyak dimasukkan dalam paket wisata. Makanya, kami ingin memperkenalkannya lebih jauh ke biro perjalanan wisata melalui Jogjavaganza 2020 ini,” katanya.

Baca juga: Pengamat minta gencarkan strategi promosi pariwisata ke mancanegara

Dalam Jogjavaganza 2020 akan diundang sebanyak 110 biro perjalanan wisata dari sejumlah kota di Pulau Jawa dan berbagai kota lain di Indonesia, khususnya yang memiliki jalur penerbangan langsung ke Yogyakarta.

Perwakilan biro wisata itu akan diajak mengikuti berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari “fun night run“ pada 9 Februari, mengikuti perjalanan wisata ke Yogyakarta, Solo, dan Semarang serta melakukan pertemuan dengan pelaku industri wisata di Yogyakarta dalam ajang “table top” pada 11 Februari.

“Rute ‘fun night run’ yang juga terbuka untuk umum ini sengaja dipilih di Yogyakarta bagian selatan. Tujuannya, supaya masyarakat dan wisatawan pun mengenal sisi lain Yogyakarta yang belum banyak diketahui,” katanya.

Sedangkan dalam kegiatan “table top” akan dihadirkan 70 pelaku wisata seperti hotel, usaha kuliner, pusat oleh-oleh, dan sejumlah tempat tujuan wisata di Yogyakarta. “Harapannya, terjadi kesepakatan bisnis antara biro perjalanan wisata dan pelaku wisata,” katanya.

Yetty menambahkan, peserta juga akan diajak menuju Solo dan Semarang karena wilayah Yogyakarta-Solo dan Semarang (Joglosemar) merupakan kawasan prioritas pengembangan pariwisata dari pemerintah pusat.

“Kami juga berharap bisa bekerja sama dengan Solo dan Semarang untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata. Harapannya, lama tinggal wisatawan juga semakin meningkat,” katanya.

Pada 2019, lama tinggal wisatawan di Yogyakarta rata-rata mencapai 2,08 hari dari total 4,3 juta wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

Sementara itu, Ketua Panitia Jogjavaganza 2020 Edwin Ismedi mengatakan, infrastruktur yang semakin lengkap memudahkan wisatawan untuk datang ke Yogyakarta.

“Sekarang, banyak wisatawan dari luar Pulau Jawa yang datang menggunakan bus, misalnya dari Lampung, Palembang bahkan dari Jambi. Mereka menghabiskan waktu cukup lama di Yogyakarta,” katanya.

Baca juga: Industri perjalanan wisata di Yogyakarta terdampak kasus virus Corona

Ia pun menyebut, Yogyakarta hampir tidak lagi mengalami kondisi “low season” wisata yang biasanya terjadi di awal tahun karena saat ini banyak wisata “meeting incentive conference and exhibition” (MICE) yang digelar di awal tahun.

“Ada kecenderungan perusahaan mengalihkan pertemuan di awal tahun untuk menghindari ‘high season’ sehingga sesuai dengan budget yang disiapkan. Dengan demikian, penurunan kunjungan wisata dari akhir tahun ke awal tahun tidak lagi terlalu signifikan,” katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020