Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Sebanyak 10 mahasiswa asal Kabupaten Probolinggo yang baru pulang dari Tiongkok dipastikan tidak terjangkit virus corona setelah menjalani observasi selama tiga hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

"Pihak rumah sakit memastikan para mahasiswa itu dalam keadaan sehat dan tidak terindikasi terjangkit Novel Corona Virus (n-CoV)," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto saat menggelar jumpa pers di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Senin.

Menurutnya mahasiswa Probolinggo yang baru datang dari Tiongkok itu langsung dilakukan pengamatan dan pemantauan pertama di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, namun sebelumnya mereka telah menjalani sejumlah screening mulai sebelum ke luar dari China hingga tiba di Indonesia.

Baca juga: 52 TKA asal China di Nagan Raya Aceh bebas virus corona

"Saat ini sudah ada 16 mahasiswa yang tiba di Kabupaten Probolinggo. Dari sini, ada 10 mahasiswa yang sudah diobservasi selama 2 hingga 3 hari dan selanjutnya mereka kembali ke rumahnya masing-masing karena dinyatakan sehat," tuturnya.

Ia mengatakan progres dari pemerintah daerah, mahasiswa yang sudah kembali ke keluarganya masing-masing tetap akan dimonitor oleh pihak Puskesmas. Apabila kemudian hari ada sesuatu, maka pihaknya akan mengembalikan ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

Para mahasiswa asal Probolinggo yang studi di Tiongkok bukan berada di Wuhan, tetapi kota lain yang jaraknya hampir mencapai 900 kilometer dari Wuhan, namun para mahasiswa tetap menjalani sejumlah pemeriksaan yang sangat ketat dan tidak diizinkan keluar rumah.

"Setelah keluar dari Tiongkok, mereka juga menjalani pemeriksaan. Mereka memenuhi prosedur keimigrasian dan kesehatan pelabuhan, mereka mendapatkan kartu kuning kesehatan. Alhamdulillah semuanya sehat," katanya.

Baca juga: Kunjungan 33 pengurus Klenteng Tulungagung ke China terancam batal

Sementara Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr Mansur menyebutkan para mahasiswa tersebut ditanya terkait tanda-tanda gejala terjangkit virus corona seperti demam, batuk dan sesak.

"Disamping itu juga pemeriksaan fisik berupa tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan, serta suhu tidak boleh lebih dari 38 derajat celcius, selanjutnya ditindaklanjuti dengan foto rontgen, namun hasil pemeriksaan seluruh mahasiswa tidak ada tanda-tanda dari virus corona tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan mahasiswa tersebut adalah orang dalam pemantauan dan sehat karena mereka hanya diobservasi dan tidak ada pantangan apapun baik makanan dan minuman, namun hanya saja mereka harus membatasi aktivitasnya dan disarankan selalu memakai masker sampai masa batas inkubasi hingga 14 hari.

"Sesampainya di rumah, mereka juga tetap harus memakai masker dan membatasi komunikasi dengan keluarga dan masyarakat. Hal itu dilakukan agar tetap sehat karena orang yang sehat tidak akan terserang virus dan kuman," katanya.

Baca juga: Disnaker pastikan tenaga kerja asing di Riau bebas virus corona
Baca juga: Dinkes: Semua mahasiswa Aceh pulang dari China bebas dari virus corona

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020