Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief mengakui bahwa program Keluarga Berencana (KB) khususnya dalam menurun angka keseburuan wanita (TFR - Total Fertility Rate) mengalami stagnan yakni angkanya tetap 2,6 yaitu setiap perempuan usia subur rata-rata memiliki 2,6 anak, dari tahun 2002 - 2007. "Penurunan TFR menjadi lebih kecil lagi menjadi tantangan pembangunan KB pada 2009," kata Sugiri seusai melantik 93 pejabat eselon II, III dan IV di lingkungan BKKBN di Jakarta, Selasa. Menurut dia, upaya mengembalikan pembangunan KB menurunkan TFR penduduk telah menjadi prioritas BKKBN yang pada awal tahun 2009 akan dicanangkan program Revitalisai KB disertai peluncuran logo baru BKKBN dengan tetap mengedepankan semboyan memiliki dua anak lebih baik. "Dengan memiliki 1-2 anak bagi setiap keluarga, maka terjadi pertumbuhan penduduk yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menghemat triliunan rupiah anggaran negara, seperti untuk pendidikan, kesehatan, bahan pangan dan lapangan pekerjaan," katanya. Sugiri menegaskan, kerhasilan program KB di Indonesia bukan hanya dari pemerintah, tapi karena kerja keras peserta KB, petugas lapangan (PL) KB, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. Karena itu, BKKBN mengharapkan jajaran BKKBN di seluruh Indonesia, petugas lapangan ( PL) KB, kader KB, peserta KB-Lestari untuk memfokuskan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi khususnya kepada penduduk miskin dan meningkatkan kesertaan KB pria. Selain itu, mereka diharapkan berupaya meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin melalui kelompok usaha ekonomi (UPPKS) mulai dari permodalan, pemasaran dan teknik produksi juga harus dikembangkan. PLKB beserta jajaran BKKBN terus meningkatkan pembinaan ketahanan keluarga dengan mendorong kelompk Bina Keluarga Balita, Remaja, Lansia, (BKB), BKR, BKL serta berperan aktif dalam kegiatan Posyandu untuk mengatasi kejadian luar biasa seperti busung lapar, diare, kekurangan gizi dan baby boom. Menanggapi kurangnya PLKB saat ini, Sugiri mengatakan, jumlah PLKB saat ini baru 22.000 orang, idealnya 40.000 PLKB untuk 80.000 desa/kelurahan, yakni satu PLKB melayani 2 desa. Karena itu, pemkab/pemkot diimbau mengangkat PLKB sebagai PNS/PTT. Sugiri menambahkan, untuk menyuksekan revitalisasi program KB idealnya anggaran BKKBN idealnya Rp3,5 triliun per tahun dari APBN, namun sekarang baru Rp1,2 triliun. Dia menyatakan optimistis, bahwa peserta KB pda 2009 akan naik dari 61 persen menjadi 63 persen, angka kesuburan setiap wanita (TFT) dari 2,6 menjadi 2,1 anak serta angka pertumbuhan penduduk menurun kurang dari 1,3 persen pertahun.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008