Pemerintah dan pelaku pasar lainnya sudah mengakui Virus Corona berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi sehingga rupiah masih melemah
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi masih bergerak melemah dibayangi momok wabah Virus Corona.

Pada pukul 10.04 WIB, rupiah bergerak melemah delapan poin atau 0,06 persen menjadi Rp13.750 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.742 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan Virus Corona masih menjadi momok dan pelaku pasar masih mewaspadai perkembangan wabah tersebut.

"Pemerintah dan pelaku pasar lainnya sudah mengakui Virus Corona berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi sehingga rupiah masih melemah," ujar Ariston.

Kendati demikian, lanjut Ariston, pelemahan rupiah mungkin tidak terlalu dalam lagi dengan penanganan intensif dari China untuk menanggulangi virus tersebut.

Baca juga: Ketua IMF yakin ekonomi China tetap tangguh di tengah wabah Corona

"Langkah Pemerintah China yang melakukan penanganan intensif dan cepat, bisa membantu meredakan," kata Ariston.

Selain itu, tindakan Bank Sentral China People Bank of China (PBoC) yang menyuntikkan dana ke pasar repo sebesar 1,2 triliun yuan untuk menstimulus perekonomian, juga bisa meredakan kekhawatiran pasar.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.730 per dolar AS hingga Rp13.775 per dolar AS.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.760 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.726 per dolar AS.

Baca juga: Dolar menguat ditopang data positif ekonomi AS

Baca juga: Harga emas kembali turun 5,5 dolar, tertekan penguatan greenback

Baca juga: Yuan kembali jatuh 530 basis poin menjadi 6,9779 terhadap dolar AS

Baca juga: Dolar diperdagangkan sekitar 108,62 yen di Tokyo

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020