Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Mabua Harley Davidson, Djonnie Rahmat, Selasa, memenuhi panggilan penyidik KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam penyidikan kasus suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus SAS dan Rolls-Royce PLC pada PT Garuda Indonesia.

Adapun penyidik KPK memanggil Djonnie sebagai saksi untuk tersangka mantan Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk periode 2007-2012, HS.

Baca juga: Penuh, anak dan menantu tak bisa temui Soetikno Soedarjo di Rutan KPK

"Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka HS," ujar Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK, Ali Fikri, saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Rahmat tiba di Gedung KPK sekitar pukul 10.10 WIB, mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak berwarna cerah dan celana panjang berwarna abu-abu. Dia juga membawa satu map berwarna cokelat.

Baca juga: KPK panggil mantan pejabat PT Garuda Indonesia

Ia tidak memberikan pernyataan apapun saat tiba di Gedung KPK. Dia langsung masuk ke dalam lobi, dan sesaat setelahnya menaiki tangga menuju ruang pemeriksaan.

Selain HS, KPK sebelumnya juga telah menetapkan mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia 2005-2014 ESA dan mantan Beneficial Owner Connaught International Pte Ltd SS sebagai tersangka.

Baca juga: Penyidikan terhadap Emirsyah Satar-Soetikno Soedarjo hampir rampung

Dalam penyidikan kasus itu, KPK telah mengidentifikasi total suap yang mengalir kepada para tersangka maupun sejumlah pihak mencapai sekitar Rp100 miliar.

KPK sebelumnya telah terlebih dahulu menetapkan ESA dan SS sebagai tersangka kasus suap pengadaan pesawat pada 16 Januari 2017. Keduanya kemudian kembali ditetapkan sebagai tersangka TPPU pada 7 Agustus 2019 hasil pengembangan dari kasus suap sebelumnya.

Baca juga: KPK panggil lima mantan pejabat PT Garuda Indonesia

Sedangkan HS ditetapkan sebagai tersangka baru kasus suap pengadaan pesawat tersebut juga pada 7 Agustus 2019.

Untuk ESA dan SS, KPK telah merampungkan penyidikan terhadap keduanya sehingga saat ini baik ESA maupun SS tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
 

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020