"Kami bukan ingin mengancam pemerintah, kami hanya ingin mencegah wabah ini
Hong Kong/Beijing (ANTARA) - Hong Kong pada Selasa melaporkan kematian pertama akibat virus corona baru, yang adalah kematian kedua di luar China.

Kematian di Hong Kong itu membuat total jumlah korban jiwa, yang dilaporkan hingga Selasa, menjadi 427 orang.

Jumlah itu termasuk seorang pria yang meninggal di Filipina pekan lalu setelah ia berkunjung ke Wuhan, kota di China tengah yang menjadi pusat wabah.

Otoritas China, Selasa, mengatakan bahwa jumlah warga di China yang meninggal meningkat sebanyak 64 orang dari sehari sebelumnya sehingga total korban jiwa menjadi 425 orang. Sebagian besar dari korban itu meninggal di Hubei, provinsi yang diblokade dan beribu kota Wuhan.

Di Hong Kong, staf rumah sakit mengatakan bahwa seorang pria berusia 39 tahun yang meninggal itu sebelumnya punya masalah kesehatan kronis. Pria tersebut diketahui berkunjung ke Wuhan pada Januari dan kemudian jatuh sakit.

Ratusan petugas medis di bekas koloni Inggris itu melancarkan pemogokan hari kedua untuk menekan pemerintah menutup seluruh perbatasan kota itu dengan China daratan.

Pemogokan dilakukan satu hari setelah Pemimpin Hong Kong Carrie Lam masih membuka tiga pos pemeriksaan terakhir.

"Kami bukan ingin mengancam pemerintah, kami hanya ingin mencegah wabah ini," kata Cheng, perawat berusia 26 tahun, di antara para peserta pemogokan.

Kota pusat keuangan Asia itu telah memastikan ada 15 orang tertular virus itu dan jaringan rumah sakit umum bergelut menangani para pasien, yang membanjiri rumah sakit, serta menjalankan langkah untuk menghadang wabah.

Hong Kong didera pengalaman parah Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS), virus corona lainnya yang muncul dari China pada 2002. Penyakit itu menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia. Data WHO menunjukkan bahwa SARS pada saat itu membunuh 299 orang di Hong Kong.

Sumber: Reuters

Baca juga: United Airlines hentikan penerbangan AS-China sehari lebih cepat
Baca juga: Brazil akan nyatakan status darurat terkait virus corona

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020