Semarang (ANTARA News) - Gua Natal yang terbuat dari ribuan blangkon (sejenis penutup kepala khas Jawa) di Gereja St. Petrus, Kelurahan Sambiroto, Kota Semarang resmi tercatat sebagai rekor di Museum Rekor Indonesia (Muri).

Gua dengan tinggi 6 meter dan lebar 6 meter tersebut membutuhkan sebanyak 4.155 blangkon, yang sebagian besar membeli dari produsen blangkon di Klaten dan bantuan dari jemaat yang bersedia meminjamkan blangkonnya, kata Sekretaris panitia pelaksana, Gerdy Prabowo di Semarang, Rabu malam.

"Sekitar 70 persen blangkon membeli dari produsen, sedangkan 30 persen berasal dari jemaat ," katanya.

Menurut dia, pemilihan blangkon sebagai media pembuatan gua untuk mengangkat budaya Jawa. "Dari sekian banyak ikon budaya Jawa, kami memilih blangkon karena dipakai di kepala sebagai sumber segala pikiran dan munculnya ide," katanya.

Blangkon, katanya, menggambarkan nilai kesederhanaan, kesahajaan, kesantunan, dan jauh dari kesan gemerlap.

"Saya sangat senang akhirnya pembuatan gua dari blangkon ini tercatat sebagai rekor Muri, karena jarang sekali rekor Muri dicatat oleh gereja," katanya.

Pembuatan gua dari blangkon ini diprakarsai oleh Pastor Kepala Paroki Mater Dei, Rm Ignatius Suharyono Pr dengan penyelenggara PT Japfa Santori Indonesia dan pelaksana panitia pembuatan gua natal blangkon, St. Yusuf-Mangunharjo.

"Total biaya pembuatan gua ini ditanggung sepenuhnya oleh sponsor, jadi tidak mengurangi kas gereja," katanya.

Gua yang dibuat selama 15 hari ini bertujuan untuk memotivasi umat untuk senantiasa melestarikan budaya Jawa dan memeriahkan Natal dengan suasana yang berbeda.

Sementara itu, suasana misa Natal di Gereja St. Petrus tersebut terlihat lain karena seluruh panitia memakai pakaian adat Jawa lengkap. Bagi pria mengenakan blangkon untuk penutup kepala, baju beskap, dan sandal "selop". Untuk panitia perempuan memakai baju kebaya dengan rambut disanggul.

"Kami memakai blangkon dan pakaian adat Jawa agar selaras dengan tema kali ini, yaitu mengangkat budaya Jawa," kata seorang panitia Yohannes Sutrisno.

Sertifikat rekor Muri ke-3.530 ini diserahkan langsung oleh perwakilan Muri, Paulus Pangka setelah acara misa Natal selesai.

Misa Natal di Gereja St. Petrus ini diikuti sekitar 2000 jemaat yang memakai busana adat Jawa dan pakaian batik. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008