Jakarta (ANTARA) - Pertamina Hulu Energi sepanjang tahun 2019 telah mencatatkan realisasi laba sebesar 537 juta dolar AS atau senilai Rp7,5 triliun.

Perbandingan laba tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya 2018, yaitu senilai 477 juta dolar AS.

Direktur Utama PHE Meidawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPR yang berlangsung kurang lebih 6 jam, Selasa di Jakarta mengatakan PHE berhasil menumbugkan laba sebesar 27 persen dari tahun 2015.

"2015 laba PHE sebesar 204 juta dolar, hal itu berarti tumbuh 27 persen sampai 2019," kata Meidawati.

Baca juga: Legislator minta kontraktor perjelas target lifting minyak PHE juga mencatatkan, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau ICP tahun 2019 sebesar 62 dolar AS per barel, lebih rendah dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 67 dollar AS per barel.

Pada kesempatan yang sama, Pertamina EP pada tahun 2019 mencatatkan realisasi lifting minyak sebesar 96,7 persen dari target yang dicanangkan pada APBN.

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, di Jakarta mengatakan untuk relisasi lifting gas tercatat sebesar 92,5 persen atau 749 MMSCFD.

Dalam pemaparannya, kendala tidak tercapainya target 100 persen adalah tidak terserapnya seluruh produksi gas.

Baca juga: Pertamina Hulu Energi targetkan 2020 lifting migas 181.510 BOEPD

"Terkait penyerapan adalah misalnya di Mantindok dan Donggi, LNG spot turun, maka produksi kita turun dalam empat bulan terakhir dari agustus jadi tinggal 30 persennya. Bukan karena produksi," katanya.

Lebih lanjut, Nanang menjelaskan capaian lainnya pada 2019 adalah mampu membukukan pendapatan sebesar 3,5 miliar dolar, sedangkan target perusahaan adalah 3,8 miliar dolar.

Sedangkan untuk belanja modal di tahun 2019, perusahaan membukukan sebesar 1,8 miliar dolar. Kali ini, belanja modal lebih efisien dari target yang dipasang perusahaan yaitu sebesar 1,9 miliar dolar.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020