Lebak (ANTARA) - Masyarakat korban banjir bandang di Kampung Seupang Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mendambakan rumah hunian sementara atau huntara karena hingga kini masih tinggal di tenda pengungsian yang kondisinya tidak layak.

"Kami pascabanjir hingga berakhirnya masa tanggap darurat belum mengetahui nasib ke depan," kata Alamat (55) seorang warga korban banjir bandang di tenda pengungsian di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Rabu.

Masyarakat korban banjir bandang yang tinggal di tenda-tenda pengungsian di Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mendambakan huntara karena kondisinya cukup memprihatinkan.

Baca juga: Warga pengungsi bencana banjir bangun sarana ibadah

Mereka tinggal di tenda pengungsian itu tidak layak,terlebih musim hujan kebocoran dan kedinginan juga jika terik matahari kondisi dalam tenda itu kepanasan.

Bahkan, anak-anak balita yang tinggal di pengungsian kerapkali terserang demam, diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Masyarakat yang menghuni di tenda itu tercatat 50 unit tenda dengan 70 kepala keluarga (KK) dan 290 jiwa.

"Kami berharap pemerintah dapat merealisasikan huntara untuk warga korban bencana banjir bandang," katanya menjelaskan.

Menurut dia, warga yang masih bertahan di pengungsian itu karena sebanyak 39 rumah,termasuk sekolah madrasah dan masjid di Kampung Seupang Desa Pajagan tersebut luluhlantak akibat diterjang banjir bandang awal tahun 2020.

Baca juga: Menteri PUPR perhatikan kebutuhan air bersih korban banjir Lebak

Selama ini, warga yang menghuni di sini belum menerima adanya tindak lanjut pasca-bencana banjir bandang.

Apakah itu akan direlokasi ke tempat yang lebih aman maupun dibangunkan huntara.

"Kami minta penanganan pasca-banjir itu cepat ditangani oleh pemerintah setempat, karena jika tinggal di tenda pengungsian dengan waktu jangka lama dipastikan akan menimbulkan dampak sosial juga serangan penyakit," katanya menjelaskan.

Begitu juga Nani (35) warga pengungsi mengaku bahwa dirinya bersama keluarga tinggal di tenda pengungsi yang dibangun relawan dan tinggal tidak merasa aman dan nyaman.

Pembangunan tenda itu ditutup plastik dan jika hujan terjadi kebocoran dan kedinginan.

"Kami yakin bila tinggal di tenda pengungsian itu selama tiga bulan ke depan saja dipastikan warga banyak jatuh sakit," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia mengatakan saat ini memasuki masa transisi dan akan difokuskan pembangunan relokasi bagi warga korban banjir bandang.

Namun, jika warga yang tinggal di genangan proyek Waduk Karian terdampak banjir bandang dipastikan direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Pembangunan relokasi itu hingga kini menunggu dari laporan Badan Geologi untuk menempatkan lahan aman dari ancaman bencana alam.

"Kami berharap rekomendasi dari Badan Geologi bisa secepatnya untuk pembangunan relokasi bagi warga korban bencana alam itu," ujarnya.

Baca juga: Wakil Presiden minta pengungsi bencana banjir bersabar
Baca juga: Korban banjir Lebak mulai bangkit
Baca juga: Pasangan Arsunah-Arsudin berharap hunian sementara dibangun

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020