Jakarta (ANTARA) - Grand Prix China yang menjadi seri keempat balapan Formula 1 musim 2020 terancam batal di saat otoritas olahraga Shanghai mengeluarkan rekomendasi penundaan semua ajang olah raga karena wabah virus corona.

Shanghai sedianya menjadi tuan rumah balapan F1 pada 19 April nanti, dan kelayakan pergelaran balapan tersebut akan dibahas oleh para petinggi F1 pekan ini di tengah spekulasi jika Grand Prix tersebut akan bernasib serupa dengan kejuaraan lain yang telah ditunda atau dibatalkan.

Otoritas olah raga setempat, Shanghai Sports General Association, lewat pernyataan resmi pada Rabu, menginstruksikan semua induk olah raga untuk menangguhkan kejuaraan hingga ancaman virus usai dan "memformulasikan rencana pencegahan endemik untuk menghindari infeksi internal," demikian Reuters.

"Seluruh organisasi harus menerapkan sistem manajemen yang higienis setiap harinya dan memperkuat edukasi kesehatan untuk mendorong para pekerjanya melindungi diri mereka," tulis asosiasi tersebut.

Baca juga: GP China jadi balapan Formula Satu ke-1.000

Korban meninggal

Sementara itu otoritas China menyatakan 65 orang telah tewas pada Selasa, angka kematian terbanyak per hari sejauh ini, sehingga total korban meninggal akibat virus corona di negara itu menjadi 490 orang.

Baca juga: 715 pasien sembuh, tingkat fatalitas virus corona di China menurun

Sebagian besar korban berada di pusat kota dan daerah sekitar Wuhan, tempat virus tersebut pertama kali muncul.

Wabah virus tersebut telah mengakibatkan beberapa ajang olah raga yang digelar di China dibatalkan atau ditunda seperti kejuaraan dunia atletik indoor, yang sedianya digelar di Nanjing pada 13-15 Maret namun harus mundur hingga tahun depan.

Balapan Formula E di Sanya, yang akan digelar bulan depan, juga dibatalkan.

Demikian juga laga kualifikasi Olimpiade 2020 cabang olahraga bola basket, bulu tangkis, sepak bola dan tinjut. Sementara turnamen golf LPGA Tour diundur hingga tahun depan.

Baca juga: Pimpinan Olimpiade Tokyo mencemaskan dampak wabah virus corona

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020