Jakarta (ANTARA) - Empat pelabuhan di bawah operasi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan menerapkan secara penuh digitalisasi, terutama terkait pembelian tiket per 1 Maret 2020.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi dalam Ngopi BUMN di Jakarta, Kamis menyebutkan empat pelabuhan itu, di antaranya Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk.

"Harus 100 persen, Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk 1 Maret. Kita ada 'staging' tapi Lebaran nanti 100 persen" kata Ira.

Baca juga: Kebutuhan belanja modal ASDP 2020 Rp1,6 triliun

Ia menuturkan alasan empat pelabuhan itu yang akan diterapkan terlebih dahulu untuk digitalisasi, yakni karena berkontribusi 50-60 persen terhadap keseluruhan pergerakan pendapatan perusahaan.

"Kita mulai dari 'impact' (dampak) yang paling besar," katanya.

Ira menjelaskan pihaknya tidak bisa menerapkan sekaligus di 35 pelabuhan di bawah operasi ASDP karena belum semua infrastruktur pelabuhan mendukung upaya digitalisasi, terutama wilayah Indonesia Timur.

Baca juga: Menhub dukung pembukaan penyeberangan internasional NTT ke Dili

"Tidak semua infrastruktur di Indonesia siap online, di Timur sudah kita permudah dendengan kerja sama dengn Pos Indonesia, di Kupang, NTT, Sape Labuan Bajo itu masih relevan. Jadi, calon penumpang sudah tidak perlu lagi ke pelabuhan, tapi sudah bisa beli di Kantor Pos," katanya.

Terkait kerja sama dengan agen perjalanan daring (online travel agent), Ira mengaku saat ini belum dan baru menjalin kerja sama dengan waralaba, LinkAja dan Bank Imbara.

"Digitalisasi itu sebuah sistem yang panjang langkahnya, ini baru mulai. Lebaran tahun ini adalah sebuah journey (perjalanan) digitalisasi," katanya.

Ia mengaku porsi pembelian secara daring masih sangat kecil dibanding dengan cara manual, namun dengan adanya peresmian secara serentak per 1 Maret oleh Presiden Joko Widodo, pihaknya berharap bisa terus berkembang.

"Masih jauh dari yang kita harapkan. 1 Maret wajib dan itu akan berperan besar, bukan hanya aksi korporasi," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020