Paris (ANTARA) - Tentara Prancis menewaskan lebih dari 30 gerilyawan di Mali dalam tiga operasi terpisah pada Kamis (6/2) hingga Jumat (7/2), dengan menargetkan kelompok yang terkait dengan Al Qaida dan ISIS, menurut angkatan bersenjata Prancis.

Prancis, yang merupakan bekas penguasa kolonial di sejumlah negara Afrika Barat, memiliki sekitar 4.500 tentara di kawasan tersebut dalam satgas kontraterorisme bernama Operation Barkhane. Di Mali, PBB memiliki operasi penjaga perdamaian, yang terdiri atas 13.000 tentara.

Di kawasan Gourma, pasukan Barkhane Prancis menewaskan sekitar 20 gerilyawan dan menghancurkan sejumlah kendaraan, sementara di kawasan Liptako, yang menjadi benteng ISIS, 10 gerilyawan tewas, kata militer.

Operasi tersebut melibatkan satu pesawat nirawak, pesawat tempur dan dua helikopter, katanya.

Pada Desember, pasukan Prancis menewaskan 33 gerilyawan di Mali dalam serangan yang menggunakan helikopter, pasukan darat dan pesawat nirawak di dekat perbatasan dengan Mauritania, lokasi kelompok terkait Al Qaida beroperasi.

Prancis pada Minggu menyebutkan pihaknya berencana mengerahkan 600 tentara lagi dalam pertempuran melawan gerilyawan di Sahel, daerah kering di Afrika Barat di selatan gurun Sahara. Bala bantuan sebagian besar akan dikirim ke daerah antara Mali, Burkina Faso dan Niger.

PBB, Prancis dan Amerika Serikat telah menggelontorkan miliaran dolar untuk menstabilkan kawasan Sahel, namun hanya ada kemajuan kecil dalam upaya tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pasukan Prancis tewaskan 33 anggota milisi di Mali

Baca juga: Gerilyawan ISIS tewaskan 71 tentara Niger

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020