Jakarta (ANTARA) - Politikus Partai Amanat Nasional Mulfachri Harahap enggan menjadi calon presiden atau calon wakil presiden pada Pemilu 2024 meski terpilih sebagai Ketua Umum PAN periode 2020—2025 pada Kongres V  PAN di Kendari, mulai 10 hingga 12 Februari 2020.

"Saya tidak akan atau tidak punya mimpi sebagai capres atau cawapres. Saya tidak punya mimpi untuk itu," kata Mulfachri kepada awak media saat mendaftar sebagai Caketum PAN di Sekretariat DPP PAN, Jakarta, Sabtu.

Politisi yang saat ini Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu memastikan dirinya lebih memilih untuk fokus melakukan pada konsolidasi intern dan membenahi partai.

"Apa yang saya lakukan jika jadi Ketua Umum PAN? Saya akan lakukan konsolidasi secara masif," katanya menegaskan.

Baca juga: Daftar Caketum PAN, Mulfachri Harahap jawab arah dukungan Amien Rais

Baca juga: Tim pemenangan Drajad Wibowo klaim kantongi 40 persen suara


Maka dari itu, Mulfachri menekankan bahwa dirinya akan punya waktu yang sangat cukup untuk bekerja demi kemajuan partai dan kaderisasi yang optimal.

"Insyaallah, saya punya waktu cukup untuk bekerja untuk kepentingan partai, melakukan konsolidasi, melakukan pelatihan agar partai yang sejatinya organisasi kader kembali kejati dirinya," katanya menandaskan.

Beberapa pengurus PAN hadir menemani Mulfachri dalam pendaftaran Caketum PAN itu, di antaranya politkus PAN Chandra Tirta Wijaya.

Mereka diterima oleh Sekretaris Panitia Pengarah (Steering Committee/SC) Kongres V PAN Saleh Partaonan Daulay.

Sebelumnya, pada Pemilu 2019 PAN perolehan kursi DPR RI menurun. Pengurus dan kader partai pun sempat prihatin dibuatnya, di antaranya seperti yang diakui oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Noviantika Nasution.

Noviantika mengaku sedih dengan perolehan suara partai yang kian menurun pada masa kepemimpinan Ketua Umum Petahana Zulkifli Hasan (Zulhas).

“Sedih. Enggak ada kader yang bersedih atau prihatin kalau perolehan partainya menurun,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (18/1).

Partai yang berdiri pasca-Reformasi itu hanya mendapat urutan kedelapan dari sembilan partai politik yang lolos ke Senayan.

PAN mendapat 44 kursi pada Pemilu 2019 atau menurun empat kursi dari periode sebelumnya.

Baca juga: Daftar Caketum PAN, Drajad Wibowo ingin partai bersih dari korupsi

Baca juga: Mulfachri deklarasi maju caketum PAN 2020-2025 didukung 298 DPW-DPD


Noviantika menyebutkan ada beberapa faktor penyebab kursi PAN menurun, salah satunya karena kesalahan dalam manajerial partai.

“Kalau DPP melakukan proses tata kelola yang baik, tentu ke bawahnya akan baik juga,” katanya menegaskan.

Oleh karena itu, Noviantika memandang perlu Ketum PAN memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan sosok yang memiliki kapasitas mumpuni.

“Itu diperlukan agar kursi PAN tidak lagi menurun,” kata Noviantika.

Sementara itu, Sekretaris Panitia Pengarah (Steering Committee) Kongres V PAN 2020 Saleh Partaonan Daulay menyebutkan ada tiga calon Ketua Umum PAN periode 2020—2025 yang mendaftar pada hari Sabtu (8/2).

Ia menyebut nama kader PAN, yakni Mulfachri Harahap, Asman Abnur, dan Drajad Wibowo, sedangkan Zulkifli Hasan lebih memilih untuk mendaftar di Kendari pada hari Senin (10/2).

"Kalau sudah mendaftar, statusnya nanti akan menjadi bakal calon ketua umum. Setelah pengesahan tata tertib pemilihan, mereka nanti akan langsung ditetapkan menjadi calon ketua umum," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Setelah itu, kata dia, mereka akan diminta untuk menyampaikan visi dan misi dalam memimpin PAN 5 tahun ke depan.

Menurut Saleh, ada juga yang berpendapat bahwa sebaiknya dilakukan debat antar-kandidat, kemudian usulan itu sudah dibahas di dalam rapat SC.

"Jika memang memungkinkan dan waktu tersedia, tidak tertutup kemungkinan debat dilaksanakan. Semua kandidat pun secara tidak langsung sudah menyatakan kesediaannya," kata Saleh.

Baca juga: "E-Party" program Asman Abnur himpun gerakan PAN di Pilpres 2024

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020