Faktor cuaca menyebabkan helikopter yang membawa anggota TNI itu tidak bisa mendekati kawasan kampung Mimin dari udara
Jayapura (ANTARA) - Pencarian helikopter MI 17 yang hilang sejak 28 Juni 2019 lalu terpaksa dihentikan akibat cuaca yang tidak bersahabat.

"Faktor cuaca menyebabkan helikopter yang membawa lima anggota TNI itu tidak bisa mendekati kawasan kampung Mimin dari udara," ucap Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf Eko Budi kepada ANTARA yang menghubungi dari Jayapura, Minggu.

Ia mengakui, pencarian melalui udara menggunakan helikopter sipil yang sempat terbang dari bandara Oksibil sekitar 12 menit menuju kampung Mimin yang masuk dalam Distrik Oksob, namun karena cuaca maka pencarian dihentikan dan heli kembali ke Oksibil.

Baca juga: Pencaharian helikopter MI 17 difokuskan ke kawasan kampung Mimin

Kampung Mimin memang tidak pernah dilintasi tim SAR saat melakukan pencarian pasca-helikopter yang mengangkut 12 orang anggota TNI dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani.

Masyarakat di Kabupaten Pegunungan Bintang masih menganggap kampung Mimin sebagai kampung keramat, ungkap Budi seraya menambahkan bahkan dipercaya bila ada yang memasuki perkampungan itu dipastikan tidak kembali.

Karena itulah dalam melakukan pencarian kembali helikopter MI 17 pihaknya melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat guna mencari kembali heli dengan nomor registrasi HA 5138, tutur Letkol Inf Budi.

Baca juga: Hingga hari ke-19 pencarian Heli MI 17 masih nihil

Kodim 1715 yang membawahi Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang dan Nduga itu menurut Dandim, pencarian akan dilanjutkan kembali Senin (10/2) bila cuaca bersahabat.

"Mudah-mudahan cuaca Senin (10/2) kembali bersahabat sehingga pencarian bisa kembali dilakukan," ujar Letkol Inf Eko Budi berharap.

Baca juga: Pencarian helikopter MI 17 di hari ke-12 terhambat cuaca

Baca juga: Cuaca cerah, pencaharian terhadap heli MI 17 kembali dilanjutkan

Baca juga: Hingga hari kedelapan Heli MI 17 belum ditemukan

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020