Kalau abal-abal tunggu waktu saja tergerus
Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh mengatakan insan pers harus bisa menorehkan prestasi agar bisa bertahan di tengah derasnya persaingan di era digital.

"Kalau sekadar mencintai dan rasa memiliki terhadap dunia media ini, lambat laun pasti berkurang dan menghilang jika tidak dibarengi dengan prestasi," katanya di Banjarmasin, Minggu.

Karena dengan prestasi, kata dia, ada sesuatu yang dibanggakan dari profesi sebagai wartawan. Dia mencontohkan untuk menciptakan suatu karya jurnalistik bermutu, seorang wartawan harus bisa melakukannya.

Baca juga: Ketua PWI Pusat: HPN sukses, selamat buat Kalimantan Selatan

Hal itulah yang membedakan insan pers sejati dengan orang bukan wartawan. Dimana sebuah karya jurnalistik berkualitas hanya dapat dihasilkan dari wartawan profesional.

"Kalau abal-abal tunggu waktu saja tergerus. Jadi tingkatkan terus kompetensi diri untuk menjadi wartawan profesional yang memegang teguh kode etika jurnalistik," tandasnya.

Dalam sambutannya di acara syukuran puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Mahligai Pancasila Banjarmasin bersama Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor tersebut, M Nuh memompa semangat insan pers agar tetap bertahan apapun yang terjadi.

"Orang bijak itu, melihat tantangan sebagai peluang dan menjadikan peluang sebagai jawaban. Bagi orang cerdas, tidak ada alasan tantangan tak bisa dipecahkan. Sehingga pers harus tetap bisa bertahan, karena membangun pers berarti membangun demokrasi dan membangun demokrasi berarti menjaga keutuhan NKRI," kata mantan Menteri Pendidikan Nasional serta Menteri Komunikasi dan Informatika itu.

Nuh juga menyampaikan perasaan puas atas suksesnya penyelenggaraan HPN tahun ini di Bumi Lambung Mangkurat.

Baca juga: Gubernur: Hasil HPN bagi Kalsel tidak ternilai
 

Pewarta: Firman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020