Kalau dikalikan 10 tahun maka keausan sudah 4 centimeter
Magelang (ANTARA) - Tangga Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan dilapisi papan kayu jati untuk melindungi batuan candi, kata Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Tri Hartono.

"Jenis kayu jati nanti akan digunakan untuk melapisi tangga Candi Borobudur," katanya di Magelang, Minggu, usai mengikuti pembukaan Ruwat Rawat Borobudur di Pelataran Kenari Candi Borobudur.

Ia menyampaikan kemarin dalam ujicoba ada yang menggunakan pelapisan dari kayu dan karet dan ternyata dengan pelapisan dari bahan kayu lebih baik.

"Perbandingannya kayu jati lebih bagus, lebih lentur, sedangkan bahan dari karet kalau terkena panas jadi mengeras," katanya.

Baca juga: Pengunjung Candi Borobudur baru 70 persen dari target

Menyinggung soal anggaran untuk pelapisan tangga candi tersebut, dia menyampaikan masih dalam penghitungan.

Menurut dia nanti rencana keempat sisi tangga dilapisi kayu semua, kemudian juga lapisan melingkar di lantai tujuh.

"Kami harapkan nanti pengunjung naik ke atas sampai lantai tujuh kemudian berkeliling di situ terus turun. Jadi pengunjung hanya sampai ke lantai tujuh untuk lantai delapan dan sembilan bisa dilihat dari bawah," katanya.

Tri menuturkan rencananya pengunjung naik Candi Borobudur hanya dibatasi sampai lantai tujuh, karena jika dilihat di lantai delapan dan sembilan mengalami keausan yang cukup parah.

"Keausan batu lantai paling parah di lantai delapan dan sembilan karena biasanya pengunjung berkeliling di situ," katanya.

Berdasarkan hitungan keausan batu lantai, katanya mencapai 0,2 milimeter per tahun kalau jumlah pengunjung 2 juta orang. Kalau tahun sekarang pengunjung mencapai 4 juta orang mestinya keausan mencapai 0,4 milimeter dalam setahun.

"Kalau dikalikan 10 tahun maka keausan sudah 4 centimeter sehingga "kroak" (rusak sebagian)," katanya.

Ia menyampaikan untuk keausan tangga paling parah tangga di sisi timur karena digunakan untuk naik. 

Baca juga: Dirut PT TWC: Concourse Borobudur akan dilebarkan

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020