Sendratari Sigandu tersebut mengisahkan  kehidupan masyarakat nelayan sehari-hari
Batang (ANTARA) - Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng bersama Pemerintah Kabupaten Batang, Minggu, menggelar atraksi budaya berupa sendratari guna mengangkat potensi wisata Pantai Sigandu sekaligus menarik minat wisatawan berkunjung ke Batang.

Sendratari Sigandu tersebut mengisahkan  kehidupan masyarakat nelayan sehari-hari dalam mengelola sumber daya laut dan kemudian tiap tahun masyarakat merayakan panen raya atau oleh masyarakat sekitar dikenal istilah Halong.

Baca juga: Dukung "Heaven of Asia", Batang siap kembangkan wisata cagar budaya

Penjabat Sekda Kabupaten Batang Lany Dwi Rejeki di Batang, Minggu, mengatakan sendratari Pantai Sigandu itu bisa terlaksana berkat dukungan Disporapar Jateng dengan jajarannya sebagai upaya melestarikan kebudayaan sekaligus mengangkat potensi wisata setempat.

"Pergelaran sendratari ini merupakan bentuk dukungan kepada kami dari semua pihak agar potensi wisata di Kabupaten Batang terus digali dan dikembangkan. Sekarang terwujud Sendratari Sigandu hasil pembinaan daya tarik wisata Disporapar Jateng," katanya.

Ia menyebutkan nantinya Sendratari Sigandu ini akan ditampilkan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada Oktober 2020 dan diharapkan bisa menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Batang.

"Sejalan dengan visi kami yakni 'Visit Batang 2022', kami ingin agar banyak potensi Batang lainnya bisa terus dikembangkan," ujarnya.

Salah satu pemateri pembinaan, Yoyok Bambang Priyambodo, mengatakan bahwa pihaknya merasa terhormat dapat berkreasi bersama masyarakat Batang dalam melestarikan budaya sekaligus mengangkat potensi wisata Pantai Sigandu.

Menurut dia, antusiasme masyarakat sebagai peserta pembinaan atraksi budaya, sangat baik.

Ia menilai potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam di Kabupaten Batang untuk ikut menarik minat berkunjung wisatawan sudah bagus dan dapat terus dikembangkan.

"Terkait dengan pembinaan budaya, kami memberikan bimbingan kepada 100 orang yang terdiri dari 75 penari dan 25 penabuh gamelan. Mereka sangat bagus prosesnya, kami melakukannya selama empat hari dan inilah hasilnya," katanya.

Yoyok menambahkan sebelum menyusun sendratari, pihaknya mengajak masyarakat Batang untuk melakukan observasi di lingkungan sekitar.

Baginya hal itu merupakan modal awal yang penting bagi para peserta untuk memahami esensi budaya yang melekat di Kabupaten Batang.

"Setelah itu, baru kita ajak mereka berkreasi dan membuat tarian, gending, dan menyusun syairnya, maka itulah jadi sebuah sajian utuh Sendratari Sigandu," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Batang lirik pembuatan kapal sebagai objek wisata edukasi
Baca juga: Festival 1.000 Obor Batang diagendakan jadi kalender wisata

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020