Walaupun ada banyak hal yang perlu direvisi dan diubah di sistem pendidikan kita, namun saya melihat SDM kita sudah semakin unggul
Jakarta (ANTARA) - Presiden Asosiasi Alumni Michigan State University di Indonesia Satya Hangga Yudha Widya Putra menilai sumber daya manusia Indonesia kini sudah semakin unggul.

“Walaupun ada banyak hal yang perlu direvisi dan diubah di sistem pendidikan kita, namun saya melihat SDM kita sudah semakin unggul,” katanya saat berbicara dalam Sarasehan Nasional Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia: Alumni/Millennials Connect 2020 dengan tema "Aspire to Innovate a Progressive Movement for Indonesia" di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Sabtu (8/2/2020).

Menurut Hangga, dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu, gagasan besar PPI Dunia sudah tercermin dari hasil simposium di Johor, Malaysia, pada 2019.

Dalam simposium PPI Dunia itu dihasilkan sejumlah pemikiran untuk Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin 2019-2024 yang terangkum dalam tujuh agenda untuk mendorong inovasi berkelanjutan.

Ketujuh agenda tersebut adalah membangun ekosistem pengetahuan yang produktif, mendorong pertumbuhan inklusif, dan memberikan perhatian pada pendidikan literasi digital.

Selanjutnya, mengembangkan kurikulum pendidikan yang responsif terhadap perkembangan dunia industri, memberikan perhatian yang lebih pada masalah kesehatan mental, mendorong laju pertumbuhan energi terbarukan, dan mendorong peran aktif politik luar negeri untuk perdamaian dunia.

"Inilah pemikiran anak muda Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri baik S1, S2, ataupun S3," kata Hangga, jebolan Michigan State University, AS, untuk jenjang S1 dan S2 dari New York University, AS.

Menurut dia, bersekolah di luar negeri akan membantu seseorang menjadi lebih mandiri, selain memperluas wawasan dan jaringan.

Penerima Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) itu melanjutkan sekarang ada beberapa beasiswa dari Pemerintah Indonesia, swasta, dan pemerintahan luar negeri untuk menempuh studi di luar negeri.

Hangga juga mengatakan untuk mengabdi kepada negara, tidak harus kembali lagi ke Indonesia.

"Memang betul kita bisa bekerja di pemerintahan atau swasta nasional atau internasional di Indonesia dan secara otomatis berkontribusi kepada negara. Tetapi, tinggal dan bekerja di luar negeri pun dapat memberikan manfaat kepada negara tercinta ini," ujar Co-Founder Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I) itu.

Sarasehan PPI Dunia 2020 dihadiri antara lain Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, pengusaha nasional dan juga mantan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno, Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman, Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti Widya Putri, Anggota Komisi X DPR Bramantyo Suwondo, Anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Alia Noorayu Laksono, Direktur MNC Financial Services Jessica Tanoesoedibjo dan Sekretaris Jenderal Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional Sastia Prama Putri.

Ketua PPI Dunia Fadlan Muzakki mengatakan secara aliansi, PPI Dunia sudah berdiri selama 12 tahun, tetapi usia PPI sudah hampir 100 tahun atau sebelum Indonesia merdeka.

"Dengan mengusung slogan Inovatif, Progresif, dan Aspiratif, diharapkan dapat membawa organisasi ini ke arah yang lebih Inovatif seperti halnya Bung Hatta pada 1924 yang berinovasi menggagas persatuan Indonesia. Lalu, Progresif seperti halnya PPI di bawah kepemimpinan BJ Habibie yang menyerukan pembangunan inovasi dan teknologi. Serta Aspiratif, selayaknya sebuah organisasi yang menampung ratusan ribu anggota di 57 negara," ujarnya.

Melalui kegiatan Alumni Coonect diharapkan menjadi wadah memaksimalkan SDM untuk berkontribusi bersama membangun Indonesia.

Baca juga: Airlangga ajak industri tingkatkan kapasitas SDM Indonesia dalam WEF
Baca juga: "Rotary Club" Jepang tertarik SDM pekerja Indonesia

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020