Bencana hidrometeorologi paling dominan terjadi hingga mengakibatkan korban meninggal dunia 94 orang dan hilang dua orang,
Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan hingga 10 Februari 2020 telah terdapat 455 bencana yang terjadi sejak awal 2020.

"Bencana hidrometeorologi paling dominan terjadi hingga mengakibatkan korban meninggal dunia 94 orang dan hilang dua orang," katanyamelalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bencana hidrometeorologi yang paling banyak terjadi adalah banjir, yakni sebanyak 171 kejadian. Kemudian, disusul angin puting beliung 155 kejadian, longsor 98 kejadian, dan gelombang pasang atau abrasi dua kejadian.

Menurut Agus, banjir menjadi bencana yang paling banyak menyebabkan korban jiwa, yaitu 86 orang, disusul longsor yang menyebabkan lima orang meninggal dan angin puting beliung yang menewaskan tiga orang.

"Bencana banjir memberikan dampak paling besar dibandingkan bencana lain. Selain korban jiwa, juga menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti tempat tinggal dan fasilitas lain," katanya.

Selain bencana hidrometeorologi, bencana yang juga banyak terjadi adalah kebakaran hutan dan lahan sebanyak 28 kejadian dan gempa bumi satu kejadian. Sebanyak 994.932 orang menderita dan mengungsi akibat bencana yang terjadi.

"Tiga provinsi dengan jumlah bencana paling banyak adalah Jawa Tengah 119 kejadian, Jawa Barat 72 kejadian, dan Jawa Timur 69 kejadian," katanya.

Kerusakan yang terjadi akibat bencana meliputi 2.512 rumah rusak berat, 1.725 rumah rusak sedang, dan 6.707 rumah rusak ringan. Sedangkan fasilitas umum yang rusak meliputi 142 fasilitas pendidikan, 121 fasilitas ibadah, 47 perkantoran, dan 11 fasilitas kesehatan,demikian Agus Wibowo.

​​​​​​​

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020