Palu (ANTARA) - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Tengah (Sulteng) membangun sekolah adat di Pegunungan Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, sebagai penunjang pendidikan non-formal serta sebagai bentuk upaya pelestarian kearifan lokal.

Ketua AMAN Sulteng Asran Daeng Patompo di Palu, Senin, mengemukakan bahwa salah satu tujuan dibangunnya sekolah adat di Sigi untuk melestarikan budaya.

"Kenapa sekolah adat dibangun, karena tujuannya adalah melestarikan kearifan lokal," ucap Asran Daeng Patompo.

Dirinya mengakui bahwa mengawali pembangunan sekolah adat di Sigi, bukan hal yang mudah dan ditempuh dalam waktu singkat. Tetapi butuh proses semangat yang mengantarkan kita sampai ke titik ini (launching sekolah adat).

Terkait hal itu Anggota DPRD Kabupaten Sigi, Maklon yang juga sebagai anggota AMAN mengakui bahwa dalam proses pembangunan sekolah adat, kurang lebih dibutuhkan waktu sembilan tahun.

Baca juga: Suku adat Manokwari didorong ajak anaknya rajin sekolah

Baca juga: Sekolah Adat Pertama di kabupaten Jayapura

Baca juga: Pemuda Adat Bengkulu dirikan sekolah alam


Ia mengaku bahwa dirinya merupakan salah satu orang yang turut serta terlibat dalam membangun sekolah adat yang salah satu tujuannya untuk melestarikan kearifan lokal.

"Saya paham betul sekolah non-formal seperti ini. Saya sembilan tahun menggelutinya dan saya sangat mengapresiasi teman-teman (AMAN) yang sudah menggagas sekolah adat. Ke depan banyak hal yang bisa kita lakukan di Gunung Kondo ini," ucapnya.

Sekolah adat yang digagas dan dibangun oleh AMAN melibatkan Pemerintah Kabupaten Sigi terletak di Pegunungan Kondo Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan.

Berkaitan dengan itu, Pemkab Sigi melalui Bidang Kebudayaan Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sigi mengapresiasi gagasan dan upaya AMAN dalam rangka melestarikan kearifan lokal lewat pembangunan sekolah adat.

"Banyak hal yang harus dilakukan di sini sehingga kami juga sudah menyampaikan ke OPD-OPD yang lain. Selain pendidikan juga tentunya pemberdayaan perempuan juga penting. Kami juga sudah hubungi OPD terkait dengan pemberdayaan perempuan, yang dapat disinergikan dengan sekolah adat. Kami sangat mengapresisasi AMAN Sulteng yang mendampingi ini,” kata Kepala Bidang kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sigi, Munawwarah.

Munawwarah akan berkomunikasi dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya menyangkut keberlanjutan dan pengembangan sekolah adat yang mayoritas masyarakat di sekitar sekolah itu adalah suku pedalaman Da'a di Pegunungan Kondo.

Adanya sekolah adat tersebut di sekitar masyarakat etnis Kaili Da'a di Pegunungan Kondo, disambut positif oleh masyarakat tersebut. Perwakilan Masyarakat Adat Da’a di Pegunungan Kondo, Nedu mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada AMAN Sulteng.

"Terima kasih kepada AMAN yang membantu kami setelah gempa. Kami juga berharap anak-anak yang ada di Pegunungan Kondo bisa belajar dengan baik di Sekolah Adat," kata Nedu.

Sekolah adat yang dibangun oleh AMAN Sulteng di Pegunungan Kondo Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, telah diluncurkan pada Sabtu (08/2) dan dihadiri Pemkab dan DPRD Sigi serta masyarakat dan aparat desa setempat.*

Baca juga: Sekolah adat dalam pandangan Rukka Sombolinggi

Baca juga: Wapres JK terima gelar kehormatan adat Tual

Baca juga: Salon di Hari Kartini diserbu siswa

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020