Harapannya, dalam waktu dekat sudah ada kebijakan untuk menjaga agar stok bawang putih tetap sesuai dengan kebutuhan konsumen. Saat ini, stok komoditas tersebut terbatas.
Yogyakarta (ANTARA) - Stok bawang putih di Kota Yogyakarta diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam waktu dua bulan ke depan sehingga Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat berharap pemerintah pusat segera memutuskan kebijakan untuk menjaga stok tetap mencukupi.

“Harapannya, dalam waktu dekat sudah ada kebijakan untuk menjaga agar stok bawang putih tetap sesuai dengan kebutuhan konsumen. Saat ini, stok komoditas tersebut terbatas,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, terbatasnya stok bawang putih tidak hanya terjadi di Kota Yogyakarta saja tetapi terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia yang masih tergantung dengan bawang putih impor yang berasal dari China.

“Merebaknya wabah virus Corona dari China berpengaruh pada tersendatnya impor bawang putih. Akibatnya, stok di pasar tradisional pun menipis,” katanya.

Baca juga: Impor bawang putih China, Asosiasi khawatir harga masih sulit ditekan

Menurut dia  sekitar 90 persen bawang putih di Yogyakarta berasal dari China.

Meskipun demikian, Yunianto berharap masyarakat tidak panik karena pemerintah dipastikan akan mencari cara untuk menjaga persediaan bawang putih guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu upaya tersebut di antaranya, mengimpor bawang putih dari negara lain seperti Mesir, Spanyol atau Iran.

“Beberapa daerah di Indonesia sebenarnya mampu memproduksi bawang putih. Namun, konsumen tidak terlalu menyukai bawang putih lokal karena baunya cukup menyengat dan rasanya yang sangat kuat,” katanya.

Saat ini, harga bawang putih di sejumlah pasar di Kota Yogyakarta berkisar antara Rp55.000 per kg hingga Rp60.000 per kg. “Beberapa hari lalu, harga bawang putih bahkan sempat mencapai Rp65.000 per kg,” katanya.

Selain bawang putih, komoditas yang juga menjadi prioritas pemantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta adalah cabai rawit merah karena harga jualnya masih cukup tinggi.

“Pada musim hujan, harga cabai rawit merah kerap mengalami kenaikan karena banyak petani cabai di lahan tadah hujan beralih menjadi menanam padi, akibatnya produksi berkurang. Selain itu, banyak tanaman cabai yang rusak,” katanya.

Baca juga: Kementan alokasikan Rp220 miliar kembangkan kawasan bawang putih

Saat ini, harga cabai rawit merah di pasar tradisional Kota Yogyakarta rata-rata dijual dengan harga Rp60.000 per kg. “Meskipun stok berkurang, namun untuk kebutuhan cabai rawit merah masih bisa terpenuhi,” katanya.

Yunianto mengatakan, harga cabai rawit merah tersebut sudah mengalami penurunan bila dibanding pada akhir Januari yang sempat mencapai Rp75.000 per kg hingga Rp80.000 per kg.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020