Jakarta (ANTARA) - Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono mengatakan pihaknya akan melatih 500 polisi untuk menjadi pelatih di sejumlah Safety Driving Center di Indonesia.

"Tahun ini akan kami latih 500 orang lagi untuk menguatkan (kualitas SDM) di SDC-SDC yang sudah ada di Indonesia," kata Irjen Istiono di Pusdik Lantas Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa.

Hal tersebut merupakan upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya keterampilan berkendara dan mengemudi.

Baca juga: Kakorlantas: tilang elektronik efektif tindak pelanggaran lalu lintas
Baca juga: Kakorlantas galakkan tanam pohon perkuat kontur jalan hindari longsor


"Kecelakaan (lalu lintas) 70 persen didominasi pelaku (pengendara) roda dua. Oleh karena itu keterampilan mengendarai kendaraan roda dua sangat penting. Tadi juga dipraktikkan selain roda dua, ada roda empat, selain itu kendaraan-kendaraan dengan kapasitas yang besar, truk B1 dan B2. Itu yang memang kami sedang kuatkan," katanya.

Saat ini SDC yang baru selesai dibangun yakni di Serpong, Tangsel Banten dan di Gorontalo.

Indonesia Safety Driving Center di Pusdik Lantas Serpong dibangun di lahan seluas 15 hektar. ISDC ini memiliki 150 master trainer yang telah dididik di dalam maupun luar negeri.

Ia berujar SDC kedepannya akan dibangun di polda-polda.

Ia menyebut SDC ini bisa digunakan untuk masyarakat melatih kemampuan berkendara/mengemudi.

Pihaknya pun sudah bekerja sama dengan beberapa komunitas masyarakat yang nantinya akan menggunakan SDC sebagai sarana mengasah keterampilan mengemudi maupun berkendara.

"Silakan nanti komunitas yang mau kerja sama dengan kami, (agar) mengkomunikasikan ke kami, kami gandeng, kami latih," katanya.

Pada Selasa, ISDC di Serpong, Tangerang Selatan diresmikan Kapolri Jenderal Pol Idham Azis. Keberadaan ISDC ini merupakan bagian dari tanggung jawab Polri untuk menguatkan soal penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Dengan adanya ISDC tersebut, Istiono ingin menciptakan SDM-SDM yang memiliki kemampuan berkendara dengan baik.

"Kami kuatkan, supaya semua pemilik SIM itu memang kompetensi, tidak asal-asalan. SIM itu keluar bukan kaleng-kaleng, tapi memang dia terampil," kata Istiono.

Ia berharap dengan SDM yang mumpuni dan teknologi yang canggih, maka tidak ada lagi pelanggaran dalam penerbitan SIM.

"Jadi tidak bisa tipu-tipu, tidak bisa aneh-aneh. (Jika) tidak lulus, keliatan semua," ujarnya.

Baca juga: Kapolri resmikan Indonesia Safety Driving Center

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020