Jakarta (ANTARA) - Menjelang pemulangan 285 WNI yang diobservasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, selepas dari Wuhan, China, ke daerah asal mereka masing-masing pada akhir pekan ini, pemerintah memastikan mereka sehat.

Mereka dinyatakan sehat dari penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona (Covid-19, kependekan dari coronavirus disease that was discovered in 2019, nama resmi yang baru saja diumumkan oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO, dari sebelumnya bernama 2019 novel coronavirus atau 2019-nCoV) yang sedang mewabah di Wuhan dan menyebar ke sejumlah negara.

Berbagai pemberitaan juga telah menayangkan kegiatan observasi yang bertempat di hanggar Pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad Ranai, Natuna, seperti berolahraga, pemeriksaan kesehatan, dan kegiatan rutin harian mereka, sejak tiba di tempat itu pada 2 Februari lalu.

Jumlah 285 orang itu terdiri atas 238 WNI yang menetap di Wuhan dan dievakuasi dari Ibu Kota Provinsi Hubei, China, itu setelah penduduk kota tersebut terserang Virus Corona dan 47 orang anggota tim penjemput, yakni 24 petugas gabungan dari Kementerian Kesehatan dan TNI AU, 18 orang kru maskapai Batik Air, dan lima orang dari Kementerian Luar Negeri.

Sebanyak 238 WNI dievakuasi dari Wuhan dengan menggunakan tiga pesawat. Wuhan dan beberapa kota di Provinsi Hubei telah dinyatakan oleh pemerintah China sebagai daerah tertutup sejak 23 Januari 2020.

Bila hingga masa observasi dua pekan sejak 2 Februari berakhir, tidak ada dari mereka yang terinfeksi Virus Corona, mereka akan benar-benar bisa pulang ke daerah asalnya masing-masing.

Hingga tulisan ini dibuat, belum ada keterangan resmi dari instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengenai tempat tinggal mereka di daerah asal masing-masing.

Sangat patut didukung poin komunikasi dari Kementerian Kominfo RI dalam mengembangkan narasi "berangkat sehat, pulang sehat" untuk seluruh WNI yang telah berangkat atau bepergian ke Wuhan dalam keadaan sehat dan pulang ke daerah asal masing-masing juga dalam keadaan sehat.

Rencana pemulangan 285 WNI yang diobservasi di Natuna, tanggal 15 Februari pukul 12.00 WIB jika tidak ada yang terinfeksi Virus Corona, akan dilepas tanggal 16 Februari 2020.

Kementerian Kesehatan akan menyampaikan notifikasi pulang kepada masing-masing pemerintah kabupaten/kota yang menjadi daerah asal masing-masing WNI tersebut.

Kementerian Kesehatan akan memberikan surat keterangan sehat yang ditandatangani dokter spesialis paru dan penyakit dalam, kepada masing-masing WNI tersebut di tempat observasi.

Dalam pemulangan, tidak ada kegiatan sermonial, kecuali pelepasaan secara resmi oleh pemerintah dan TNI.

Mereka akan diterbangkan langsung dari Natuna ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Dari Bandara Halim, mereka akan diserahkan ke pemerintah daerah masing-masing.

Pemerintah daerah akan mengantarkan mereka hingga ke tempat tujuan di daerahnya masing-masing. Keluarga dari masing-masing WNI tersebut selanjutnya akan menyambut di bandara di daerahnya masing-masing.


Negatif

Virus Corona yang mewabah di Wuhan dan menyebar ke sejumlah negara itu, setidaknya telah lebih dari 1.000 jiwa meninggal dunia dan puluhan ribu orang lainnya dalam perawatan.

Lalu bagaimana dengan sejumlah kasus yang diduga terkait dengan kemungkinan terjangkitnya Virus Corona di sejumlah daerah di Indonesia?

Presiden Joko Widodo dalam Sidang Paripurna Kabinet di Istana Bogor, pada Selasa (11/2) menyatakan bahwa dari 62 kasus dugaan terjangkitnya Virus Corona di Indoneaia, semuanya negatif. "Meskipun kemarin ada 62 yang suspect, tapi setelah dicek semuanya pada posisi negatif. Ini patut kita syukuri," ujar Kepala Negara.

Kementerian Kesehatan pada Senin (10/2) mengungkapkan sekitar 62 kasus dugaan Virus Corona di Indonesia. Sebanyak 62 spesimen dari terduga virus itu telah dikirim dari 28 rumah sakit di 16 provinsi dan telah dilakukan pemeriksaan.

Presiden Jokowi mengapresiasi kerja keras seluruh kementerian dan lembaga, terutama Kementerian Kesehatan, dalam mengantisipasi masuknya Virus Corona ke Indonesia. Hal itu menunjukkan kewaspadaan, kehati-hatian, dan kerja keras sehingga virus itu tidak masuk ke Indonesia.

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk lebih aktif menginformasikan kepada masyarakat mengenai penanganan untuk mengantisipasi masuknya Virus Corona, serta perkembangan virus tersebut di mancanegara.

Baca juga: Mensos imbau masyarakat tidak khawatirkan pemulangan WNI dari Natuna

Salah satu sosialisasi dari pemerintah, misalnya, mengenai lima jurus jitu mencegah Virus Corona, seperti melakukan kegiatan dan istirahat yang cukup, jangan sampai kecapaian; menjaga pola makan dengan asupan gizi berimbang, membiasakan diri mencuci tangan; menghindari stres; dan menghindari kontak dengan hewan/pasar hewan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga senantiasa mengamati perkembangan kemungkinan terjangkitnya Virus Corona di Indonesia. Dalam berbagai kegiatannya, salah satunya WHO Indonesia, mengunjungi fasilitas deteksi virus di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan di Jakarta pada Selasa (11/2).

Baca juga: Hari keenam karantina, WNI dari Wuhan di Natuna dinyatakan sehat

Petugas Kesehatan WHO Indonesia Vinod Kumar Bura mengatakan Indonesia mampu mendeteksi Virus Novel Corona 2019 dengan fasilitas yang memadai dan sesuai dengan standar WHO.

WHO telah menyatakan wabah Virus Novel Corona 2019 di China sebagai darurat kesehatan internasional sehingga mendorong semua negara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan dan penyebaran virus tersebut.

Vinod menuturkan risiko terinfeksi Virus Novel Corona di China dan negara-negara di luar China tergolong tinggi.

Menurut Vinod, Indonesia peduli dengan masalah Virus Novel Corona tersebut dan meningkatkan kapasitas untuk penanganan deteksi virus itu, termasuk memiliki 100 rumah sakit rujukan untuk kasus infeksi penyakit baru, seperti Virus Corona di seluruh Indonesia. Sebanyak 26 dari 100 rumah sakit tersebut, sudah memiliki sumber daya manusia yang lengkap, sudah melakukan simulasi penanganan penyakit, dan total memiliki 52 ruang isolasi dengan 113 tempat tidur pasien.

Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan Siswanto mengatakan metode pemeriksaan Virus Novel Corona sesuai dengan standar WHO. WHO menetapkan untuk uji konfirmasi laboratorium terkait dengan Virus Corona melalui dua kali pengujian sampel.

Baca juga: Perkembangan kondisi WNI di Natuna, Menkes harapkan terus sehat

Sebanyak empat tahapan yang dilakukan dalam mendeteksi Virus Corona, yakni menemukan "suspect" (terduga) yang benar, mengambil spesimen, mentransfer spesimen tersebut melalui viral transport medium, hingga melakukan reaksi berantai polimerase atau polymerase chain reaction (PCR) menggunakan mesin PCR dengan benar. PCR digunakan untuk identifikasi penyakit genetik, infeksi oleh virus, diagnosis dini penyakit seperti AIDS, dan sebagainya.

Laboratorium untuk deteksi virus itu dilengkapi dengan peralatan memadai dan tenaga ahli yang terampil. Fasilitas laboratorium rujukan nasional penyakit infeksi Balitbangkes memiliki alat dan kemampuan untuk melakukan, antara lain kultur, serologis, PCR, sekuensing Sanger (Sanger Sequencing) dan sekuensing next generation, flowcitometri dan mikroskop fluorescens.

Fasilitas tersebut mempunyai tingkat keselamatan untuk penanganan agen biologi atau biosafety tingkat 2 dan 3 serta biorepository.

Siswanto mengatakan laboratorium bisa melakukan pengujian spesimen dengan menggunakan mesin PCR dari materi genetik yang terdapat di spesimen, yakni asam ribonukleat atau rna (ribonucleic acid).

Balitbangkes memainkan peranan melakukan uji konfirmasi untuk mendeteksi virus, sedangkan hasil pengujian laboratorium diserahkan kepada Kementerian Kesehatan.

Meskipun sejauh ini Indonesia aman dari Virus Corona, sosialisasi pola hidup sehat dalam pencegahan penyebaran virus dan penyampaikan informasi mengenai perkembangan terkini dan yang sedang dilakukan oleh pemerintah dalam mengantisipasi penularan virus mematikan ini, perlu terus menerus dilakukan.

Copyright © ANTARA 2020