Jambi. (ANTARA) - Hingga Februari 2020, terdapat dua warga Kota Jambi yang meninggal akibat Demam Berdarah (DBD).

"Salah satu penyebab meninggalnya pasien yang terjangkit DBD itu adalah warga kurang sigap mengatasi dan mengantisipasinya," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Jambi Nur Indrayeti di Jambi, Rabu.

Menurut Nur Indrayeti, pasien tersebut sudah demam selama beberapa hari, tetapi orang tua enggan membawa ke rumah sakit. Mereka lebih memilih mengatasi sendiri seperti memberikan obat penurun panas dan lainnya.

Hingga Februari 2020, jumlah kasus DBD yang tercatat pada Dinas Kesehatan Kota Jambi sebanyak 223 kasus. Jumlah tersebut hampir merata di seluruh kecamatan yang ada di Kota Jambi seperti Kecamatan Telanaipura 22 kasus, Jambi Timur 32 kasus, dan Pelayangan 3 kasus.

Baca juga: Dokter: DBD bisa dicegah dengan kesadaran pola hidup bersih
 

Kemudian di Kecamatan Jambi Selatan 9 kasus, satu di antaranya meninggal dunia. Di Kecamatan Danau Teluk terdapat 5 kasus, Kecamatan Pasar 3 kasus, Kota Baru 39 kasus, Jelutung 16 kasus, Danau Sipin 14 kasus, Paal Merah 38 kasus 1 di antaranya meninggal dunia, dan di Kecamatan Alam Barajo 40 kasus.

Sementara itu, pada tahun 2019 lalu Dinas Kesehatan Kota Jambi mencatat jumlah kasus DBD di Kota Jambi sebanyak 634 penderita. Dari jumlah penderita kasus DBD tersebut terdapat sepuluh penderita yang meninggal dunia.

Dinas Kesehatan Kota Jambi berupaya mengantisipasi dan mencegah penularan penyakit DBD dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang sering digalakan. Namun hingga saat ini kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih rendah.

Menkes sebut 2 faktor menurunnya kasus DBD

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020