Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi II DPR dari Fraksi NasDem Syamsul Luthfi meminta Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Prof Yudian Wahyudi untuk menarik kembali pernyataannya bahwa agama merupakan musuh Pancasila.

"Ini statement yang sangat ngawur. Agama apapun tidak pernah menjadi musuh Pancasila, apalagi Islam," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, menanggapi pernyataan Yudian yang dimuat salah satu media online.

Syamsul menegaskan bahwa semua tokoh agama di Indonesia ikut berjuang mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan semua kepercayaan menjadi pondasi lahirnya negara berikut ideologinya.

Dengan demikian, kata tokoh masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut, agama apapun tidak mungkin menjadi musuh Pancasila.

"Yang kadang menjadi masalah akhir-akhir ini adalah penafsiran keagamaan, menyangkut paham keagamaan yang berbeda satu dengan yang lain. Bukan agama itu sendiri," ujarnya.

Oleh sebab itu, sosok kelahiran Pancor, Lombok Timur, 30 Januari 1971 itu meminta Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menarik pernyataannya tersebut.

"Pernyataan kontroversial ini harus ditarik lagi karena bisa menimbulkan reaksi keras dari segenap komponen bangsa," pungkas Syamsul.

Sebelumnya diberitakan, Kepala BPIP Yudian mengatakan bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama, bukannya kesukuan.

Pernyataan tersebut membuat beberapa pihak reaktif, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mendesak Presiden Joko Widodo untuk mencopot Yudian dari jabatan Kepala BPIP.

Sementara itu, Yudian melalui Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut tidak bertujuan mempertentangkan antara agama dan Pancasila.

Menurut Romo Benny, pernyataan Yudian tersebut mengacu pada kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu dan membenturkan dengan nilai-nilai Pancasila.

"Yang saya maksud adalah bahwa Pancasila sebagai konsensus tertinggi bangsa Indonesia harus kita jaga sebaik mungkin," kata Yudian seperti dikutip Romo Benny.

Menurutnya, Pancasila adalah agamis karena kelima silanya dapat ditemukan di kitab suci enam agama yang diakui secara konstitusional oleh NKRI.

"Namun, pada kenyataannya, Pancasila sering dihadap-hadapkan dengan agama oleh orang-orang tertentu yang memiliki pemahaman sempit dan ekstrim, padahal mereka itu minoritas (yang mengklaim mayoritas). Dalam konteks inilah, agama dapat menjadi musuh terbesar karena mayoritas, bahkan setiap orang, beragama; padahal Pancasila dan agama tidak bertentangan, bahkan saling mendukung,” ujar Yudian dalam keterangan singkatnya.

Baca juga: Wapres minta Kepala BPIP klarifikasi pernyataan Pancasila dan agama

Baca juga: Din: Pancasila dan agama harusnya tidak diungkit perbedaannya

Baca juga: Gus Yaqut: Jangan benturkan agama dengan Pancasila

Baca juga: Pertentangkan agama dan Pancasila, MUI pertanyakan kepala BPIP

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020