Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyiapkan skema pemberian insentif kepada maskapai agar tetap bisa bertahan di tengah-tengah dampak dari wabah virus Corona.

“Penerbangan bisa ‘survive’ (bertahan) hotel bisa survive, dan akhirnya kesempatan tidak bekerja itu tidak terjadi. Kan kita dengar tadi yang di China, mereka dirumahkan. Nah harapan kita, itu tidak terjadi,” kata Menhub usai rapat dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dan operator penerbangan di Jakarta, Rabu.

Pemberian insentif itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, di antaranya pengurangan kewajiban maskapai dalam menyetor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pemangkasan tarif mendarat (landing fee).

Baca juga: Sri Mulyani godok insentif bagi hotel-maskapai untuk dorong pariwisata

“Katakanlah mengenai maskapai yang harus membayar PNBP, akan kita kurangi. Terus dari Angkasa Pura 1, Angkasa Pura 2, landing fee-nya dikurangi, sewa ruangannya mungkin ada diskon,” katanya.

Dia mengatakan upaya ini harus dilakukan bersama antara operator bandara, maskapai, perhotelan yang sama-sama harus memberikan insentif.

Selain memberikan insentif, Menhub juga akan memberikan kemudahan, kemudian memberikan tarif-tarif yang lebih murah ke tiga destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan China, seperti Bali, Manado, Kepulauan Riau.

“Empat, menganjurkan hotel juga memberikan tarif-tarif yang lebih baik. Kelima, kita ditugaskan untuk membuat kegiatan-kegiatan di tempat tujuan destinasi supaya daerah-daerah itu tetap ramai,” katanya.

Baca juga: Pengamat: Beri maskapai insentif selama larangan sementara ke China

Selain itu, Budi menyebutkan, terdapat pengurangan frekuensi pengurangan penerbangan dari ke China sebesar 30 persen.

Untuk itu, Ia akan mengalihkan penerbangan ke Asia Selatan, seperti Pakistan, Bangladesh, dan lainnya.

“Saya minta kepada Garuda kepada Batik Lion kepada Air Asia sebaginya untuk mencari konektivitas ke Asia Barat,” katanya.

Sementara itu, Budi mengatakan, tidak ada pengurangan frekuensi untuk pengiriman kargo melalui kapal laut.

“Satu, kita membuka selebar-lebarnya kesempatan logistik atau kargo dan sampai saat ini kapal tidak berkurang sampai saat ini. Jadi yang bisa kita lakukan memberikan suatu pelayanan yang baik kepada mereka dan tetap membuka kepada dari dan ke China,” katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020