Jakarta (ANTARA) - Pemerintah berharap Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja dan Perpajakan dapat segera selesai dan diimplementasikan dalam rangka mengantisipasi ancaman tergerusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat dampak virus Corona.

"Syukur-syukur kuartal satu, kuartal dua sudah di implementasi atau semester dua. Mudah-mudahan omnibus law bisa mendorong ekonomi sampai 0,2 persen hingga 0,3 persen," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, ekonomi nasional dapat tergerus 0,11 persen hingga 0,3 persen akibat virus corona. Dengan implementasi omnibus law diharapkan dapat menggantikan dampak negatif dari virus Corona.

Baca juga: Bertemu Mahfud, Persatuan Guru Besar Indonesia bahas soal omnibus law

"Kalau hitung-hitungan konsensus beberapa pengamat, ekonomi China bisa terkena penurunan sebesar 1-2 persen. Maka itu kita harus 'set off' dampak negatif dari corona ini dengan dampak positif omnibus law Cipta Kerja dan Perpajakan," ucapnya.

Susiwijono menambahkan salah satu tujuan dari omnibus law yakni mendorong peningkatan investasi sehingga dapat menciptakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan.

Saat ini, lanjut dia, konsumsi rumah tangga menjadi kontribusi terbesar bagi perekonomian nasional. Dengan kemudahan investasi diharapkan konsumsi dapat terjaga, bahkan tumbuh.

Baca juga: Pemerintah akan sosialisasikan Omnibus Law Ciptaker kepada masyarakat

"Investasi ujung-ujungnya akan mendorong konsumsi. Kalau investasi meningkat, lapangan pekerjaan baru tercipta, kesejahteraan meningkat. Pada akhirnya ini akan meningkatkan daya beli. Jadi pengaruh omnibus law ini juga bisa ke konsumsi," paparnya.

Selain omnibus law, Susiwijono juga mengatakan kementerian dan lembaga alan mempercepat realisasi anggaran agar mampu menggerakkan sektor-sektor perekonomian di tengah ancaman ketidakpastian ekonomi eksternal akibat meluasnya wabah virus Corona.

"Sektor apa saja yang bisa kita dorong, salah satunya sektor bantuan sosial, karena itu akan mendorong konsumsi masyarakat. Konsumsi masyarakat kontribusinya hampir 56 persen, dan investasi kira-kira 32 persen," katanya.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020