tidak ada pembagian masker
Sleman (ANTARA) - Sebagian wilayah di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta mengalaminya hujan abu tipis setelah Gunung Merapi yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah erupsi pada Kamis pagi sekitar pukul 05.16 WIB.

"Setelah dua jam dari erupsi, terpantau wilayah yang terdampak hujan abu tipis di beberapa wilayah di Kecamatan Pakem dan Cangkringan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman.

Menurut dia, daerah yang terdampak hujan abu tipis tersebut yaitu di Kaliadem Lama, Desa Kepuharjo, Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan.

"Sedangkan di Kecamatan Pakem hujan abu tipis terpantau di Bukit Turgo dan sekitarnya," katanya.

Baca juga: Warga Selo tetap bertani usai erupsi Gunung Merapi
Baca juga: Warga sekitar Gunung Merapi beraktivitas normal pascaerupsi


Menurut dia, saat ini kondisi sudah kondusif dan tidak sampai menimbulkan kepanikan di masyarakat lereng Merapi.

"Situasi warga masyarakat di kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi saat ini masih beraktifitas seperti biasa, demikian juga para wisatawan justru mendapatkan pengalaman baru dan berwisata seperti biasa," katanya.

Makwan mengatakan meskipun terjadi hujan abu tipis namun BPBD Kabupaten Sleman tidak akan melakukan pembagian masker.

"Tidak ada pembagian masker, karena kemungkinan area terdampak tidak terlalu luas dan masih ada persediaan pribadi masyarakat lereng Merapi. Saat ini masker harus dihemat karena meningkatnya permintaan masker," katanya.

Ia mengatakan, saat ini status Gunung Merapi belum berubah dan masih pada status Level II atau waspada.

"Sedangkan untuk rekomendasi potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif," katanya.

Baca juga: BPPTKG: Gunung Merapi alami erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter
Baca juga: Lima kali gempa guguran terjadi di Gunung Merapi


Area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia dan masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi dan agar mematuhi semua imbauan yang diberikan oleh petugas di lapangan," katanya.

BPPTKG Yogyakarta menyebutkan Gunung Merapi pada Kamis, 13 Februari 2020, pukul 05:16 WIB mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 2000 meter di atas puncak (± 4968 meter di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 105 detik.

Baca juga: Dokumen rencana kontingensi erupsi Merapi disahkan Pemkab Sleman
Baca juga: BPBD pastikan kantong lahar bisa tampung aliran lahar dari Merapi
Baca juga: Wisata lereng Merapi dinilai aman, layanan jip wisata pun kian bagus



 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020