Bintan (ANTARA) (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bintan, Kepri menawarkan sejumlah solusi kepada pemerintah daerah hingga pusat buat mengatasi lesunya pariwisata di daerah setempat akibat dampak dari virus corona.

"Persoalan yang sedang dihadapi pelaku usaha pariwisata di Bintan menjadi persoalan Kadin, jadi kami merasa perlu mencoba mencari jalan keluar terkait masalah ini," Ketua Kadin Bintan, Edi Surbakti, Kamis (13/2).

Kadin segera mengusulkan kepada pejabat terkait untuk mengurangi beban yang dihadapi manajemen resort, hotel serta pengelola destinasi wisata di wilayah terdampak corona, khususnya di Lagoi dan Trikora.

Surbakti menilai di tengah kondisi saat ini, pemerintah perlu memberikan dispensasi pembayaran pajak atau penguatan pasar wisatawan domestik.

Pemerintah juga perlu membuat kebijakan seperti, diskon penerbangan dan penyelenggaraan iven pariwisata yang dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bintan.

"Hal ini akan kami sampaikan ke Bupati Bintan dan DPRD, karena persoalan ini sangat mendesak. Kita tahu bahwa pariwisata adalah penyumbang pendapatan asli daerah terbesar di Kabupaten Bintan," tuturnya.

Resort berhenti beroperasi

Sejumlah resort dan wahana wisata yang ada di kawasan Pantai Trikora, Bintan seperti Beach Pearl, Sahid Bintan Resort, Bintan Black Coral, lalu Kalimanta dan Hutan Mangrove Kunang-Kunang tutup beroperasi buat sementara waktu akibat virus corona asal Wuhan, China.

"Kecuali Bintan Agro Beach Resort yang ada di Teluk Bakau, sampai saat ini masih beroperasi," kata Humas Bintan Agro Beach Resort, Bambang.

Penutupan tersebut, kata Bambang, dipengaruhi turunnya jumlah kunjungan wisman asal Tiongkok yang selama ini diketahui sangat dominan.

Dia katakan, sejak 26 Januari 2020 kemarin tingkat kunjungan turis Tiongkok turun 100 persen. Bahkan kunjungan wisman asal negara lainnya seperti, Singapura sampai saat ini juga turun drastis.

"Pemerintah mereka membuat travel warning melarang warganya ke luar negeri terkait virus corona," sebut Bambang.

Imbasnya, kata Bambang, bukan hanya kepada perusahaan, tapi juga ke pedagang kecil, misalnya penjual buah yang ikut berjualan di seputar resort tersebut.

"Para nelayan yang biasanya menjual hasil tangkapan ke pihak resort, juga saat ini tidak bisa kita beli," ungkapnya.

Lebih lanjut, Bambang menyebut Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pariwisata setempat beberapa waktu lalu pun sempat turun melihat langsung kondisi resort dan wahana setempat.

"Mereka turut prihatin terhadap force major atau kejadian di luar kemampuan manusia ini," imbuhnya.

Kondisi ini pun menyebabkan pihak resort rugi ratusan juta rupiah terhitung per 26 Januari 2020 kemarin. Sejumlah daily worker atau pekerja harian lepasa terpaksa dirumahkan.

"Mudah-mudahan masalah virus corona ini cepat teratasi, sehingga kunjungan wisman ke resort di sini normal seperti semula," ucapnya.

Pewarta: Ogen
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020