Rata-rata segitu, tapi yang ke Jepang, Amerika, Korea enggak masalah
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan akan melaporkan rumusan insentif penerbangan untuk maskapai kepada Presiden Joko Widodo pekan depan menyusul lesunya penerbangan karena terdampak virus corona.

"Akhir minggu ini atau awal minggu depan difinalkan, baru kami laporkan ke Presiden, Selasa," kata Menhub usai memberikan sambutan pada Sarasehan Anti Korupsi di Kemenhub, Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan saat ini pihaknya akan membahas terlebih dahulu dengan Kementerian Keuangan, salah satunya untuk pengurangan kewajiban penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang akan digunakan sebagai salah satu insentif untuk maskapai.

"Karena yang punya kewenangan untuk menetapkan dikurangi atau ditiadakan itu Kementerian Keuangan," katanya.

Budi menyebutkan besaran PNBP yang harus dibayarkan saat pesawat itu mendarat, yakni Rp60 juta.

Selain itu, tambah dia, juga diusulkan untuk biaya mendarat (landing fee) atau pajak bandara (airpot tax) yang dikenakan langsung kepada penumpang melalui harga tiket.

Menhub juga telah membahas dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan bertemu dengan seluruh operator penerbangan dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Keduanya juga sepakat agar memberikan insentif atau membuat suatu paket wisata antara maskapai dan hotel untuk membangkitkan lagi gairah wisata dan penerbangan yang tengah lesu.

Pasalnya, Budi menyebutkan penerbangan berkurang, terutama dari dan ke China sebesar 30 persen karena dampak virus corona.

"Rata-rata segitu, tapi yang ke Jepang, Amerika, Korea enggak masalah," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebutkan potensi kerugian di sektor pariwisata akibat serangan virus corona mencapai 2,8 miliar dolar AS atau Rp38,2 triliun.

“Karena ini kan masih bergerak ya, kita bisa tahu ruginya berapa kalau corona udah berhenti kalau kita ‘average’ (rata-rata) setahun dari Tiongkok saja dengan dua juta jumlah wisatawan kan sudah 2,8 miliar dolar AS kerugian misalnya,” kata Wishnutama.

Angka tersebut, lanjut dia, jika dihitung dari kunjungan jumlah wisatawan Tiongkok ke Indonesia selama satu tahun di mana rata-rata mencapai dua juta wisman.



Baca juga: Menhub beri insentif agar maskapai bertahan di tengah wabah Corona
Baca juga: Pengamat: Beri maskapai insentif selama larangan sementara ke China
Baca juga: Kemenko pastikan penerbitan revisi PP insentif fiskal bagi maskapai

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020