Kami mencapai titik krusial di mana kami harus membuat keputusan
Jakarta (ANTARA) - Formula 1, FIA dan para promotor akan bertemu pekan ini untuk membahas upaya menyelamatkan Grand Prix China setelah balapan tersebut ditunda karena wabah virus corona, demikian ungkap managing director F1 Ross Brawn.

Meski balapan yang seharusnya digelar pada 19 April di Shanghai itu ditunda, tapi seri Grand Prix Vietnam, yang akan debut pada 5 April di Hanoi tetap berlangsung sesuai rencana.

"Kami sedang bicara dengan FIA, kami bicara dengan para promotor dan memiliki agenda pertemuan pekan ini untuk mencari solusi," kata Brawn seperti dikutip Reuters.

Pembatalan GP China itu akan berakibat jeda empat pekan antara balapan di Vietnam dan Belanda pada 3 Mei nanti.

Baca juga: Formula 1 batalkan Grand Prix China menyusul wabah virus corona

Bahkan jika China mampu mengendalikan epidemi itu, mencari tanggal pengganti untuk GP China ke dalam kalender yang sudah dipadati dengan 22 seri tahun ini akan menjadi tantangan tersendiri. "Kami akan mencoba untuk memasukkannya tapi itu akan sangat sulit."

"Mungkin perlu memajukan balapan lainnya dan itu adalah pertimbangan besar... akan sangat membebani tim untuk memaksa masuk tapi saya rasa kami tidak ada yang ingin kehilangan Grand Prix China.

Perubahan jadwal juga akan berdampak kepada logistik tim dan rombongan Formula 1 yang sudah harus diatur jauh-jauh hari sebelum pekan balapan tiba.

Baca juga: Hamilton merasa dirinya di level berbeda musim ini

"Kami mencapai titik krusial di mana kami harus membuat keputusan."

Brawn tak mengatakan kapan dan di mana pertemuan itu akan dilakukan.

Sejumlah ajang olah raga lainnya yang sedianya digelar di China juga terdampak wabah virus yang menyerupai flu itu yang telah menyebabkan lebih dari 1.100 orang meninggal dan sedikitnya 44.000 lainnya terinfeksi di China setelah muncul pertama kalinya di Wuhan akhir tahun lalu.

Balapan Formula E di kota Sanya pun, pada bulan depan, terpaksa dibatalkan.

Baca juga: Kamis, jumlah kematian corona di Hubei China mencapai 1.310

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020