Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Wisnu Widjanarko mengatakan anak harus diberikan pemahaman mengenai bahaya dan dampak negatif perundungan (bullying).

"Anak-anak wajib diinfokan mengenai bahaya melakukan tindakan perundungan, termasuk dampak buruk bagi temannya yang menjadi korban," katanya di Purwokerto, Kamis.

Dosen komunikasi keluarga FISIP Universitas Jenderal Soedirman itu menjelaskan pentingnya membangun kesadaran anak-anak sejak usia dini mengenai bahaya perundungan.

"Kesadaran mereka perlu dibangun sejak dini bahwa membully itu tidak baik, tidak berpekerti luhur, membahayakan orang lain dan bahkan melakukan bully juga bisa terjerat hukum atas perbuatan tersebut," katanya.

Dengan memberikan pemahaman yang intensif kepada generasi muda, kata dia, diharapkan dapat menekan kasus perundungan di Tanah Air.

"Kampanye itu tentu perlu dibarengi dengan mengajarkan anak mengenai pentingnya kasih sayang dan menerapkan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari baik kepada orang tua, kepada guru, kepada teman-teman dan kepada seluruh orang yang dikenalnya," katanya.

Sementara itu, dia juga menyampaikan rasa prihatin terhadap kasus perundungan terhadap seorang siswi di sebuah SMP Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang rekaman videonya sempat viral.

Kasus dugaan penganiayaan terhadap salah seorang siswa SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo tersebut kini ditangani oleh Polres Purworejo.

Peristiwa perundungan tersebut terungkap setelah video penganiayaan terhadap seorang siswi SMP di Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, tersebut beredar di media sosial.

Dalam video tersebut, tiga siswa laki-laki memukul dan menendang seorang siswi yang diduga terjadi di dalam ruang kelas.

Baca juga: Tiga pelajar pelaku perundungan di Purworejo tidak ditahan

Baca juga: DPRD Kota Malang panggil Kadis Pendidikan soal kasus perundungan anak

Baca juga: Polisi tetapkan dua tersangka kasus perundungan anak di Kota Malang


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020