Jakarta (ANTARA) - Para perempuan terutama yang tinggal di perkotaan perlu mewaspadai hadirnya penyakit endometriosis, salah satu penyebab nyeri luar biasa saat haid dan bisa berujung sulitnya hamil di kemudian hari.

“1 dari 10 wanita kena endometriosis. Ini penyakit urban. Salah satu penelitian menunjukkan kondisi ini terjadi karena polusi,” ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas di Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, Kanadi Sumapraja di Jakarta, Kamis.

Asap kendaraan bermotor salah satunya mengandung polutan yang struktur kimianya sama seperti hormon perempuan, yakni estrogen. Saat zat ini terhirup, maka seakan mendapatkan ekstra estrogen.

“Kalau laki-laki menghirupnya, kualitas sperma bisa terpengaruh. Enggak heran perempuan di kota punya penyakit berhubungan dengan estrogen seperti endometriosis dan miom," kata Kanadi.

Baca juga: Waspadai Endometriosis Pada Perempuan

Baca juga: Mengenal endometriosis dan fibroid yang dialami Zaskia Sungkar


Lebih lanjut, Kanadi memaparkan, pada sebagian mereka yang mengalami endometriosis, terdapat lapisan dinding rahim bukan pada rahim, tetapi justru rongga perut. Penyebabnya, darah menstruasi yang mengalir ke rongga perut atau disebut menstruasi terbalik.

“Tetapi, dari 70 persen yang mengalami aliran menstruasi terbalik, hanya 10 persen mengalami endometriosis. Sebenarnya (haid terbalik) tidak masalah, karena ada sistem pembersih (di dalam tubuh). Sayangnya, 10 persen system pembersih tidak bekerja baik. Akibatnya darah tumpah ke rongga perut, tidak dibersihkan lalu hidup di sana,” papar dia.

Hal yang terjadi kemudian, saat masa menstruasi berikutnya datang, sisa darah menstruasi di rongga perut yang tak dibersihkan sistem pembersih merespon sehingga terjadi pendarahan-pendarahan kecil mirip menstruasi di sana. Inilah yang kemudian menimbulkan rasa nyeri luar biasa.

Sayangnya, kebanyakan perempuan masih menganggap nyeri hal biasa dan tak melakukan pemeriksaan ke dokter. Padahal bisa jadi mereka mengalami endometriosis namun dibiarkan. Apa akibatnya? Endometriosis akan terus berkembang karena sifatnya kronik dan progresif.

“Banyak pasangan tidak bisa punya anak karena (istrinya) endometriosis. Penyakitnya sudah stadium berat. Sulit mengatasinya. Tidak bisa asal operasi karena penyakit ini berhubungan dengan hormon (estrogen),” tutur Kanadi.

Apakah olahraga atau aktivitas fisik bisa membantu meredakan nyeri haid akibat endometriosis seperti halnya nyeri menstruasi pada umumnya? Kanadi mengatakan tidak.

“Olahraga memang akan meningkatkan daya tahan fisik. Kalau kena endometriosis, olahraga tidak akan menghentikan (nyeri),” kata dia.

Baca juga: Pestisida berisiko endometriosis pada wanita

Baca juga: Operasi minim sayatan singkirkan masalah endometriosis


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020