China satu-satunya negara yang pelaku usaha eksportir bawang putihnya sudah sangat siap dengan sertifikasi GAP
Jakarta (ANTARA) - Ketua Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Valentino menyatakan impor bawang putih hanya bisa dilakukan dari China karena cuma negara tersebut yang memenuhi persyaratan sertifikat Good Agricultural Practices (GAP) dari Kementerian Pertanian.

Valentino menjelaskan bahwa salah satu persyaratan untuk mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih adalah importir harus memastikan bahwa eksportir bawang putih telah memiliki sertifikat Good Agricultural Practices (GAP) berstandar internasional.

"Kita sudah puluhan tahun mungkin, bahwa China satu-satunya negara yang pelaku usaha eksportir bawang putihnya sudah sangat siap dengan sertifikasi GAP," kata Valentino saat ditemui di gelaran Pasar Murah di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis.

Baca juga: Kemendag: Izin impor 62 ribu ton bawang putih segera terbit

Ia mengakui bahwa negara-negara lain sebagai alternatif pemasok bawang putih, seperti India, Mesir, hingga Amerika Latin belum bisa memenuhi sertifikasi GAP.

Namun demikian, para importir menyambut positif jika Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian menderegulasi persyaratan sertifikasi GAP. Hal itu agar pasokan impor bawang putih tidak hanya bergantung dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Seperti diketahui, produksi bawang putih dalam negeri baru mencapai 85.000 ton per tahun atau sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional, sedangkan 90 persennya harus dipenuhi lewat impor.

Baca juga: Impor bawang putih China, Asosiasi khawatir harga masih sulit ditekan

Sebagian besar impor bawang putih tersebut didatangkan dari China, mengingat negara tersebut memiliki produksi terbesar di dunia untuk komoditas bawang putih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia mengimpor bawang putih dari China pada 2019 mencapai 465.000 ton atau setara 529,96 juta dolar AS.

Terkait dengan wabah virus corona yang sedang terjadi di China, Valentino berharap kegiatan ekspor berjalan seperti biasa agar pengiriman bawang putih ke Indonesia tidak terhambat. Dengan begitu, harga bawang putih di pasar eceran bisa berangsur kembali normal.

Baca juga: Pemerintah buka impor bawang putih 103.000 ton dari China

Sebelumnya pada Jumat (7/2), Ditjen Hortikultura Kementan telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China.

"Pengiriman sejak importir order ke suplier antara 2-3 minggu sudah bisa masuk. Mudah-mudahan proses ini tidak terhambat karena musibah virus corona yang dihadapi China," kata Valentino.

Baca juga: Kementan alokasikan Rp220 miliar kembangkan kawasan bawang putih
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020