Komoditas andalan Sulsel seperti nikel itu permintaannya menurun di Desember
Makassar (ANTARA) - Nilai transaksi ekspor Provinsi Sulawesi Selatan pada Desember 2019 tercatat 123 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau mengalami penurunan 10,45 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan sebelumnya sebesar 137,35 juta dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan Yos Rusdiansyah di Makassar, Sabtu, mengatakan penurunan transaksi ekspor ini karena sejumlah komoditas andalan Sulsel mengalami penurunan permintaan.

"Komoditas andalan Sulsel seperti nikel itu permintaannya menurun di Desember dan begitu juga di beberapa komoditas lainnya," ujarnya.

Ia mengatakan nilai transaksi ekspor di Sulsel terkadang tidak menentu karena terjadi fluktuasi dalam setiap bulannya. Namun, kenaikan atau penurunan transaksi membuat neraca perdagangan juga berfluktuasi.

Baca juga: Jepang tujuan ekspor terbesar Sulsel

Yos menyatakan perdagangan pada Desember ini jika membandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya masih jauh lebih baik saat ini.

Pada Desember 2018, nilai transaksi perdagangan Sulsel tercatat hanya 98,48 juta dolar AS atau lebih tinggi 24,90 persen di Desember 2029 dengan nilai perdagangan sebesar 123 juta dolar AS.

"Transaksi secara tahunan atau year on year untuk periode yang sama peningkatannya cukup besar yakni 24,90 persen dari kondisi yang sama tahun sebelumnya," katanya.

Yos menyebutkan pada komoditas ini juga, BPS mencatat kontribusi nikel hingga 84,45 juta dolar AS atau menyumbang 68,66 persen dari seluruh total transaksi.

Baca juga: Dinas Perdagangan Sulsel Jamin Izin Ekspor Dipercepat

Komoditas andalan kedua ditempati biji bijian berminyak dan tanaman obat sebesar dengan transaksi sebesar 8,03 juta dolar AS (6,53 persen); besi dan baja 6,68 juta dolar AS (5,43 persen).

Di tempat ketiga ada ikan, udang dan hewan air tidak bertulang belakang sebesar 6,26 juta dolar AS atau setara 5,09 persen dari total nilai ekspor Sulawesi Selatan.

Selanjutnya, komoditas garam, belerang dan kapur sebesar 4,15 juta dolar AS (3,38 persen) serta lak getah dan damar sebesar 4,17 juta dolar AS yang menyumbang 3,39 persen dari nilai total ekspor.

"Bila dibandingkan dengan November sejumlah komoditas memang mengalami penurunan permintaan seperti nikel, biji bijian berminyak dan tanaman obat, garam, belerang dan kapur. Penurunannya mulai -11,17 hingga -38,36 persen," ucapnya.

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020