Jakarta (ANTARA) - Setelah tarik ulur izin dan polemik penyelenggaraan Formula E, panitia penyelenggara resmi mengumumkan layout sirkuit yang akan digunakan untuk menggelar balapan mobil elektrik di kawasan Monumen Nasional.

Jakarta pada 6 Juni, jika tidak ada aral, akan menjadi tuan rumah seri ke-10 ajang balapan yang memasuki musim keenamnya tersebut.

Perlahan tapi pasti, Formula E mampu menarik perhatian dunia dengan jualan balapan yang ramah lingkungan, meski masih banyak orang awam yang belum mengenalnya.

Tontonan apa? dan nonton siapa? Berikut ini sedikit gambaran umum balapan yang senyap dan tak lebih cepat dari seri Formula 1 itu.

Baca juga: Ini daftar tim dan pebalap Formula E yang akan berlaga di Jakarta
Baca juga: Menyongsong Formula E di Monas


Mobil generasi kedua

Sebanyak 24 pebalap dari 12 tim akan bertarung menggunakan mobil generasi kedua Formula E, Gen2, yang memiliki baterai lebih besar serta tenaga dan kecepatan puncak yang lebih unggul dari pendahulunya.

Gen2 yang memiliki desain aerodinamika yang agresif ditenagai baterai berdaya total 250kw yang bisa digunakan untuk melaju hingga 280km per jam.

 

Tenaga penuh mobil Gen2 bisa dipakai pebalap ketika sesi latihan bebas dan kualifikasi. Namun mode balapan, hanya 200kw yang terpasang. Pebalap bisa memperoleh tenaga tambahan lewat Attack Mode atau Fanboost.

Mulai musim 2018/2019, diterapkan fitur attack mode di mana setiap pebalap bisa mendapatkan tambahan tenaga 25kw dengan melintasi jalur spesifik di luar garis balap di trek. Tahun ini tenaga keluaran dari attack mode itu ditambah 10kw sehingga Gen2 dalam attack mode bisa melaju dengan 235kw.

Selain itu, hanya lima pebalap yang mendapat suara terbanyak dari penggemar lewat kanal media sosial bisa memperoleh tambahan 25kw dari fanboost untuk digunakan setelah menit ke-22 di balapan.

Kedua bonus tenaga itu bisa menjadi senjata rahasia untuk merubah keadaan di lomba.

Baca juga: Jakpro sampaikan rincian penggunaan dana untuk perhelatan Formula E

Selanjutnya: Format balapan...

Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020