Karachi (ANTARA) - Ratusan orang tua meminta pemerintah Pakistan untuk "membawa pulang anak-anak mereka" dari provinsi Hubei di China, yang terisolasi, dalam aksi protes di Karachi pada Minggu.

Pemerintah Pakistan hingga kini mengesampingkan pemulangan lebih dari 1.000 mahasiswa Pakistan di provinsi tersebut, di mana pusat wabah virus corona Wuhan berada.

Menteri Kesehatan Zafar Mirza mencuit di Twitter pada Jumat bahwa ia beserta menteri lainnya akan mengadakan pertemuan dengan orang tua mahasiswa pada Rabu di Islamabad dan pemerintah sedang berkoordinasi dengan otoritas China guna memastikan mahasiswa mereka di sana mendapat perhatian.

Namun banyak mahasiswa beserta keluarga mereka mengekspresikan frustrasi yang semakin menjadi saat jumlah kematian di China terus bertambah, menunjuk negara lainnya, termasuk negara tetangga India dan Bangladesh, yang mengevakuasi warganya.

"Demi Tuhan, kami memohon kepada perwakilan pemerintah agar membawa pulang anak-anak kami, tolong dengarkan jeritan seorang ibu," kata salah seorang pemrotes, yang menolak namanya disebutkan, kepada media seraya meneteskan air mata.

Massa meneriakan "pulangkan anak kami" dan memegang spanduk bertuliskan pesan yang sama.

Sebelumnya pekan ini puluhan keluarga di Lahore menggelar aksi serupa di depan konsulat China. Juru bicara Mirza tidak langsung menanggapi permintaan Reuters untuk komentar lebih lanjut.

Ia mencuit di Twitter bahwa enam mahasiswa Pakistan di China, yang dipastikan terkena virus corona dinyatakan sembuh dan salah seorang di antaranya masih menjalani perawatan. Kendati demikian, mahasiswa di China mengaku kepada Reuters selama beberapa hari terakhir bahwa mereka ingin pulang.

Mir Hassan, mahasiswa yang ayahnya meninggal akibat penyakit jantung saat terjebak di Wuhan, menyebutkan ia telah diberitahu oleh pejabat Pakistan bahwa dirinya tidak akan dievakuasi meski ada permintaan pemulangan dari ibunya.

"Dia juga meminta saya untuk pulang ke rumah. Sayangnya, saya tidak tahu kapan saya akan pulang dan melihat ibu saya," katanya kepada Reuters.

Sementara itu, mahasiswa PhD di Wuhan, mengaku kesulitan untuk menerima dana beasiswa, sehingga menyulitkan mereka memperoleh makanan dan botol minuman dari layanan pengiriman makanan dari pihak universitas selama diberlakukan isolasi.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pakistan hentikan penerbangan menuju dan dari China
 

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020