Jakarta (ANTARA) - Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim menuturkan tahapan konstruksi MRT Fase 2A dari Bundaran HI ke Stasiun Kota yang dimulai dari penandatanganan kontrak paket pertama, yakni dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP201) dan telah dimenangkan oleh konsorsium Shimizu dan PT Adhi Karya.

Silvia usai penandatanganan tersebut di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta, Senin menjelaskan bahwa tahun ini akan dilakukan investigasi struktur tanah dan utilitas oleh para kontaktor.

"Kegiatan persiapan sudah berjalan, sudah banyak pagar berdiri itu pekerjaan sudah jalan. Ini juga dilakukan 'soil investigation', menginvestigasi lagi kondisi tanahnya. Dari hasil itu bisa mendetilkan desain "tunnelling'-nya seperti apa," kata Silvi.

Baca juga: Anies sebut semua stasiun MRT fase 2 dirancang untuk terintergasi

Dia menyebutkan investigasi itu bisa memakan waktu enam hingga sembilan bulan mengingat kondisi lintasan melewati bangunan tua, cagar budaya, aliran Sungai Ciliwung dan struktur tanah lunak di Jakarta Utara.

"Nanti kontraktor akan mendetilkan, mulai dari kondisi tanah yang lebih lembek sehingga membutuhkan desain struktur bawah tanah yang lebih kuat juga banyak bangunan tua cagar budaya di sepanjang terutama Gajah Mada dan Hayam Wuruk, metode pembangunan ke bawah juga harus hati-hati. Itu sudah sampaikan sistemnya namanya 'real time monitoring', memastikan dampak pergerakan kerusakan jika ada, terdeteksi secara cepat," katanya.

Pengeboran juga akan lebih dalam dari Sungai Ciliwung, yakni 30 meter dari permukaan tanah.

Agar tidak mengganggu mobilitas publik, Silvia mengatakan, nantinya akan dibuat dek di atas Sungai Ciliwung yang apabila telah selesai akan kembali dibongkar.

Selain itu juga akan dilakukan pembersihan lokasi konstruksi (set clearance) dengan merelokasi fasilitas publik yang ada.

Baca juga: Dirut: Konstruksi MRT Jakarta Fase 2A tak ganggu mobilitas publik

"Di perempatan Kebon Sirih itu ada tower jam, nanti itu dipindahkan, JPO yang terkena dampak juga dipindahkan. Pekerjaan-pekerjaan seperti itu, sambil di belakang menyiapkan detil desainnya," katanya.

Tim cagar budaya, lanjut dia, juga dilibatkan agar jika ada cabar budaya yang turut terdampak bisa dilaporkan sejak dini untuk mengantisipasi.

Karena itu, dia menjelaskan, pengeboran terowongan (tunneling) baru benar-benar akan dimulai pada 2021.

"Kita harap mesin bor, tunneling boring machine datang di 2021 dan itu akan ditempatkan di atas dan di bawah saat konstruksi," katanya.

Fase 2A dimulai dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota dengan total panjang jalur enam kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok, dan Stasiun Kota.

Pembangunan fase 2A dibagi ke dalam tiga paket kontrak sipil, terdiri dari paket kontrak CP 201, CP 202 dan CP 203. Periode konstruksi Fase 2A akan dimulai pada Maret 2020 dan direncanakan selesai pada Desember 2024.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020