Jakarta (ANTARA) - Berkaca dari waktu pemulihan saat wabah SARS merebak pada 2003, Singapura memperkirakan butuh sekitar setengah tahun agar pariwisata kembali normal setelah virus corona COVID-19 berhasil ditangani. Namun Singapura sudah menyiapkan berbagai promosi untuk menarik hati para turis yang selama ini menunda perjalanan ke sana.

"Mungkin 5-6 bulan bisa pulih... Setelah pulih, kami akan kembali lebih kuat, lebih banyak promosi seperti promosi maskapai," kata Direktur Eksekutif Asia Tenggara Singapore Tourism Board John Conceicao di Jakarta, Selasa.

Menurut Area Director Singapore Tourism Board Indonesia Mohamed Firhan Abdul Salam, informasi tak benar seputar virus corona COVID-19 yang beredar di masyarakat menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi pariwisata Singapura. Kabar tak akurat itu yang menyebabkan kepanikan dan rasa takut.

"Banyak fake news di WhatsApp, bilang sekolah di Singapura ditutup, atau situasi di Singapura panik, atau bandara sepi, di Orchard tidak ada orang. Untuk orang (yang tinggal) di Singapura, situasinya sebenarnya biasa saja," kata Firhan.

Indonesia adalah pasar yang penting bagi Singapura karena merupakan negara sumber kunjungan terbesar kedua setelah China.

Pada 2019, ada 3,11 juta wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Singapura, jumlahnya naik tiga persen dibandingkan tahun 2018. Secara total, Singapura didatangi 19,1 juta wisatawan pada 2019, namun angka kunjungan dan penerimaan pariwisata di sana tahun ini diperkirakan akan terdampak virus corona COVID-19.


Baca juga: Strategi Indonesia genjot kunjungan wisatawan Malaysia dan Singapura

Baca juga: Hadapi virus corona, Singapura tetap sambut wisatawan Indonesia

Baca juga: Singapura mungkin hadapi resesi ekonomi akibat virus corona

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020